ABC

Menyaksikan Festival Makanan Fermentasi di Australia

Jauh sebelum kombucha menjadi menu di cafe-cafe hipster, kalangan komunitas alternatif di Australia sudah menumpuk botol-botol ramuan fermentasi di rak makanan mereka.

Di perbukitan dekat Nimbin di utara New South Wales, para ahli pengawetan makanan yang menyadari adanya rasa ingin tahu mengenai keterampilan mereka, secara bersama-sama menggelar Fermentation Festival tahunan.

Koordinator festival Marie Cameron mengatakan banyak warga di kawasan itu senang dengan popularitas makanan berfermentasi di kalangan orang yang sadar kesehatan di perkotaan.

“Di sini di bukit ini kami menerapkannya,” katanya.

“Mulai bicara kimchi dan asinan kubis dan kombucha lalu percakapan akan bergeser dan semua orang akan menunjukkan contoh makanan mereka,” jelasnya.

“Apa pun itu, sebuah trend atau budaya, tetap bagus karena menganglat sesuatu untuk ke permukaan,” kata Cameron.

Ratusan orang menghadiri festival tahunan keempat itu di Blue Knob, di utara dari Nimbin, untuk belajar dari beberapa ahli pengawetan makanan Australia

Jean Martinez holds a jar of sauerkraut
Chef Jean Martinez belajar fermentasi makanan di New York.

ABC North Coast: Samantha Turnbull

Fermentasi sayur

Chef Jean Martinez belajar fermentasi di sekolah memasak di New York 20 tahun lalu. Menurut dia pada saat itu, ahli pengawetan dianggap “orang pinggirani”.

Bahan:

Brine (dibuat dari 50gram garam untuk satu liter air)

Sayuran sesuai selera

Metode:

Tempatkan sayur yang sudah dipotong ke dalam botol, masukkan brine, tutup botolnya, simpan selama satu minggu dan sayuran pun akan jadi asinan.

“Saya pikir kini begitu populer karena kita mendengar lebih banyak tentang kesehatan usus hari ini. Dan ini cara sederhana untuk menjaga dan memelihara diri mereka,” katanya.

“Jika orang ingin belajar bagaimana melakukannya sendiri, saya sarankan ikut kelasnya, dan bukan membacanya dari internet,” katanya.

“Anda mungkin tidak akan membuat sesuatu yang akan menyebabkan Anda sakit atau menjadi racun bagi siapa pun. Namun Anda mungkin mendapatkan pengalaman buruk yang akan jadi penghalang,” katanya.

Tomoko Nishi holds a jar of miso
Tomoko Nishi menjalankan workshop membuat fermentasi makanan ala Jepang.

ABC North Coast: Samantha Turnbull

Bagaimana membuat miso

Tomoko Nishi pindah ke Mt Burrell, dekat Nimbin, dari Jepang pada tahun 2004. Dia langsung dibanjiri permintaan untuk pelajaran membuat makanan fermentasi ala Jepang.

Bahan:

3 mangkuk beras koji

4 mangkuk kedelai tumbuk

1 mangkuk garam

Metode:

Campurkan semua bahan. Masukkan ke dalam wadah hingga penuh. Taburkan garam. Dan tutup rapat. Simpan selama tujuh sembilan bulan hingga berfermentasi.

Dia sekarang menjalankan workshop dari peternakannya, mengajar cara membuat miso, kecap dan nasi koji.

“Hidup di luar negeri, saya ingin makan makanan yang saya rindukan di kampung,” kata Nishi.

“Dan tinggal di peternakan, saya harus menemukan cara memproses semua kelebihan produk kami,” katanya.

“Jika Anda membuat miso Anda harus bersabar karena dibutuhkan waktu tujuh sampai sembilan bulan,” ujarnya.

“Tidak rumit. Hanya masalah mencampurnya bersama menunggu,” tambah Nishi.

James Creagh holds a bottle of mead
Petani asal Lillian Rock, James Creagh, membuat mead dari madu dan air.

ABC North Coast: Samantha Turnbull

Membuat mead

Bahan:

(Takaran hanya bersifat saran – ukuran pasti harus diujicoba)

500ml madu mentah

2 liter air yang sudah disaring, diutamakan spring water

Metode:

Campurkan air dan madu. Tutup di dalam botol selama seminggu. Dinginkan setelah seminggu untuk menghentikan fermentasi. Atau simpan di luar kulkas dengan kondisi tetap tertutup selama empat minggu agar mead mengandung alkohol.

Peternak lebah James Creagh menemukan metode pembuatan mead (minuman dari madu) sambil mencari cara menggunakan kelebihan madunya.

Minuman berfermentasi yang terbuat dari madu dan air ini, juga bisa ditambahkan buah-buahan.

“Saya juga tertarik menggunakan ragi dalam madu dan tidak mensterilkannya tetapi mencobanya dengan rasa alami,” kata Creagh.

“Aku sudah mejalani semuanya hingga akhir dari proses fermentasi. Tapi aku suka minum alkohol jadi biasanya saya simpan di lemari es setelah seminggu,” katanya.

Diterbitkan Pukul 11:00 AEST 7 Maret 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.