Uniknya Lomba Menyekop Batubara di Tasmania
Sebuah kontes kejuaraan dunia unik digelar di Kota Fingal, timur laut Tasmania. Ratusan orang menghadiri lomba yang disebut sebagai World Coal Shovelling Championship alias lomba menyekop batubara.
Lomba yang jadi bagian Fingal Valley Festival ini penting bagi daerah itu, yang terpuruk karena krisis lapangan kerja.
Kejuaraan ini sudah digelar di sana sejak 37 tahun lalu.
Warga Tasmania Malcolm Woods merupakan juara bertahan dalam lomba ini.
“Saya mulai ikut beberapa tahun lalu saat belum banyak orang ikut serta. Jadi saya berkesempatan dan itu sudah 15 tahun lalu,” katanya.
Kejuaraan ini merayakan hubungan erat antara kota itu dengan sebuah tambang batubara di dekatnya.
Dalam lomba ini, menurut Woods, kekuatan adalah kunci.
“Kuat di kaki lebih daripada di lengan,” katanya.
“Lakukan latihan angkat berat, dan berenang. Saya harus berlatih lagi, namun acara ini tampaknya agak terlupakan dan tiba-tiba saja sudah waktunya,” katanya.
Sekitar 15 peserta dari Tasmania, New South Wales dan Queensland mengambil bagian dalam acara tahun ini.
Lomba tahun ini merupakan yang ketiga kalinya bagi peserta asal Queensland, Russell Lane.
“Saya sudah menyekop dalam 15 tahun sekarang. Melakukannya saat masih anak-anak, dibesarkan di kota pertambangan batubara. Jadi ini sesuatu yang saya lakukan sebagai anak-anak dan hanya melanjutkan saja,” katanya.
“Semua ini tergantung tekniknya. Badan Anda bisa besar dan kuat tapi itu semua tergantung teknik,” tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir tim football kota itu telah berhenti, dan penurunan lapangan kerja sektor kehutanan membuat banyak orang pergi dari sana.
Pekerjaan juga menghilang di tambang batubara.
Woods dibesarkan di Fingal dan menginginkan tradisi tahunan ini terus berjalan.
“Tidak banyak kegiatan olahraga lokal di daerah ini. Industrinya hanya pertanian dan pertambangan,” katanya.
“Tidak ada kegiatan football untuk menggairahkan kota bersama-sama. Kami perlu sesuatu dan itu sudah keharusan acara seperti ini terus digelar,” katanya.
Penyelenggara festival, Corey Bosworth, mengatakan kegiatan ini memang penting.
“Tidak banyak yang tersisa di kota ini. Jadi jika kita kehilangan acara ikonik ini, akan jadi kerugian besar bagi kota. Makanya kami tetap akan menggelarnya sejauh yang kami bisa,” katanya.
“Ini mendatangkan uang bagi masyarakat,” tambahnya.
“Anda melihat banyak kota kecil sekarang mati karena tidak adanya pekerjaan, tidak ada keluarga, tidak ada sekolah,” jelasnya.
“Kami beruntung, masih ada beberapa pekerjaan yang berjalan. Dan ada sekolah. Sehingga apa yang kami punya di sini akan kami coba menjaganya tetap di sini,” katanya.
Festival ini juga menampilkan apa yang disebut Roof Bolting World Championship, kompetisi bagi pekerja tambang memasukkan baut ke poros tambang untuk pengamanan agar tidak runtuh.
Diterbitkan Pukul 13:00 AEST 6 Maret 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.