ABC

Dana Relokasi Rp 2,5 T Departemen Imigrasi Australia Dikritik

Departemen Imigrasi Australia dikritik atas rencana untuk menghabiskan dana sebesar seperempat miliar dolar (atau setara Rp 2,5 triliun) demi memindahkan para pegawainya ke kantor baru yang berjarak sembilan kilometer dari kantor lama.

Proses relokasi ini adalah salah satu yang paling mahal dalam sejarah pelayanan publik.

Kompleks empat bangunan baru ini akan memiliki “ruangan pemantauan, ruangan konferensi, ruangan rapat, ruangan darurat, dan ruang perencanaan operasi serta ruang pendukung intelijen yang terpadu”.

Dana relokasi -ke tempat baru yang berjarak 10 menit berkendara ke arah Bandara Canberra -sebesar 255 juta dolar (atau setara Rp 2,5 triliun) ini telah disetujui oleh Menteri Keuangan Australia, Mathias Cormann, pada bulan Mei tahun lalu.

Namun anggaran belanja ini telah menuai kritik dari Senator Partai Buruh, Kim Carr, yang mengkhawatirkan bahwa pengeluaran ini adalah beban yang tak perlu kepada para wajib pajak.

Senator Carr menanyakan apakah uang para pembayar pajak justru dihemat dengan pembelian gedung baru itu, daripada menyewanya.

Para pejabat Departemen Imigrasi mengatakan, mereka tak mengkaji apakah membeli bangunan adalah pilihan yang lebih murah.

“Sungguh mengejutkan saya jika Anda menghabiskan jumlah uang sebanyak itu, Anda tak tahu berapa banyak penghematan yang didapat jika Anda memiliki gedung itu ketimbang tak membayar sewanya,” kata Senator Carr.

“Jika Anda akan menempati gedung itu selama hampir 30 tahun dan itu akan menelan biaya hampir $ 3 miliar (atau setara Rp 30 triliun), berapa banyak yang dihabiskan untuk membangun gedung dan tak membayar sewa?,” tuturnya.

Ia berpendapat, “Dengan jumlah uang sebanyak ini jatuh ke pemilik swasta, pasti Anda akan menimbang apa yang ditanggung negara untuk membeli bangunan itu sendiri.”

Relokasi untuk menghemat Rp 3,24 T biaya sewa

Ketika didesak mengenai biaya itu, sekretaris Departemen Imigrasi, Michael Pezzullo, mengatakan, ia teringat membawa kursinya sendiri ke departemen itu, dari kantor lamanya, untuk menghemat anggaran.

"Di kamar mandi yang saya miliki, saya bahkan membawa handuk pulang ke rumah untuk mencuci mereka sendiri karena saya mencoba untuk menghemat sebanyak yang saya bisa," canda Pezzullo.

Departemen Imigrasi Australia mempekerjakan sekitar 14.300 orang, dengan 6.000 pegawai negeri berbasis di Canberra.

Relokasi ini akan mengurangi jumlah bangunan Departemen Imigrasi di Canberra dari 12 menjadi 5 buah.

Pejabat Departemen Imigrasi mengatakan, langkah ini akan menghemat biaya sewa selama 30 tahun senilai hampir $ 324 juta (atau setara Rp 3,24 triliun).

Para pejabat imigrasi mengatakan kepada para senator bahwa biaya per meter persegi di kompleks Bandara Canberra hanyalah $ 2053 (atau setara Rp 21 juta), rata-rata di empat bangunan.

Senator Carr mengatakan, biaya itu "jauh di atas" pengeluaran Pemerintah Australia yakni antara $ 1.200 – $ 1.800 (atau setara Rp 12-128 juta) per meter persegi.

Sewa properti Departemen Imigrasi yang masih berlaku akan diakhiri secara bertahap antara tahun 2017 dan 2020.

Departemen ini bergabung dengan mantan dinas bea cukai di tahun 2015 untuk membuka peluang penghematan senilai jutaan dolar.

Markas baru ini juga membanggakan “stok senjata” untuk Angkatan Perbatasan dan staf Imigrasi.

Komisioner Angkatan Perbatasan Australia, Roman Quaedvlieg, mengatakan di depan sidang Senat, sekitar 957 staf saat ini membawa senjata, termasuk Tasers (senjata elektrik).

Quaedvlieg mengatakan, beberapa staf ini berbasis di Canberra dan tak ada rencana untuk meningkatkan jumlah staf yang membawa senjata.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:15 WIB 27/02/2017 oleh Nurina Savitri.