ABC

Perlu adanya Pengujian Soal Kandungan Obat Herbal

Para ahli medis menyerukan agar vitamin dan suplemen yang dijual di Australia diuji secara independen. Mereka mengatakan banyak orang yang tanpa disadari dapat membahayakan dirinya sendiri dengan mengkonsumsinya.

Sebuah studi soal obat-obatan tambahan dilakukan oleh University of Adelaide, Murdoch University dan Curtin University. Studi ini menyimpulkan kebanyakan warga Australia tidak menganggap produk herbal berbahaya.

Namun, para ahli menulis di Medical Journal of Australia jika beberapa obat herbal yang dijual di pasaran Australia bisa mengandung bahan kimia, racun alami, logam berat atau pestisida.

Para peneliti menemukan aturan soal produk herbal di Australia relatif longgar, dan kandungan serta kualitas obat tidak diawasi ketat sesuai standar farmasi.

“Sejumlah besar obat-obatan herbal tradisional tidak mematuhi peraturan Australia,” kata Ian Musgrave, salah satu peneliti dari University of Adelaide.

“Yang paling mengkhawatirkan, beberapa produk secara ilegal dicampur dengan standar farmasi untuk meningkatkan efektivitas produk herbal.”

Para peneliti menemukan satu orang penderita epilepsi menggunakan ramuan Cina yang dipercaya dapat mengobati kejang-kejang secara alami.

Namun, produk tersebut dicampur dengan fenitoin antikonvulsan dan pasien hampir meninggal karena tingkat racun dalam darahnya.

Dalam kejadian lainnya, seorang anak muda diberi vitamin herbal orang tuanya.

Belakangan diketahui jika pil ini memiliki tingkat kadungan timbal berbahaya dan anak tersebut telah mengkonsumsi 63 gram logam beracun selama lebih dari empat tahun.

Obat herbal dapat menyebabkan komplikasi

Peneliti utama, Profesor Roger Byard dari University of Adelaide mengatakan bahkan obat herbal yang tidak mengandung bahan kimia beracun atau kandungan rahasia sekalipun, dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal atau kerusakan hati.

“Kurangnya pengamatan sistematis telah menyebabkan reaksi yang membahayakan akibat beberapa jenis tanaman tidak dapat dikenali hingga saat ini,” katanya.

Tahun lalu, ABC melaporkan seorang pria asal Australia Barat hampir meninggal, setelah mengkonsumsi bubuk protein yang mengandung ekstrak teh hijau dan suplemen dengan kandungan garcinia cambogia.

Dokter percaya jika ekstrak teh hijau menyebabkan gagal hati pada Matthew Whitby.

Dua minggu dari perkiraan meninggal, ia kemudian menerima donor hati yang memiliki Hepatitis B. Sekarang ia harus memakan obat selama hidupnya.

Obat China, Chan Su dicampur dengan racun kodok

Para peneliti memperingatkan bahwa Chan Su, obat Cina yang populer digunakan untuk infeksi kulit dan tenggorokan, kadang dicampur racun kodok.

Kandungan beracun kodok Asia diketahui dapat menyebabkan kejang, aritmia dan bahkan koma.

“Kami rasa sebaiknya Therapeutic Goods Administration (TGA), badan regulasi obat-obatan di Australia, meminta produsen untuk menguji sampel secara independen sebelum dijual ke pasaran,” kata Profesor Byard.

“Tindakan hukum harus dipertimbangkan dalam kasis-kasus ketidakpatuhan dan penggunaan kandungan ilegal harus dilarang.”

Para peneliti juga ingin produk herbal yang lebih kontroversial dan hendak dijual di Australia harus diberikan label peringatan.

Juru bicara TGA mengatakan laporan dari para peneliti sebagain besar lebih ditujukan pada beberapa contoh dari luar negeri.

“Bertentangan dengan pernyataan mereka, bahwa kurangnya regulasi di Australia untuk produk herbal, [sebenarnya] Australia memiliki sistem regulasi yang disegani di dunia internasional untuk semua produk obat-obatan, termasuk obat komplementer herbal dan lainnya,” katanya.

“Hanya kandungan yang diketahui aman yang bisa digunakan pada obat-obatan herbal.”

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 6/02/2017 pukul 12:30 AEST dari laporan berbahasa Inggris, yang bisa dibaca di sini.