ABC

Terumbu Karang di Sekitar Singapura Bernilai Konservasi

Singapura tidaklah dikenal sebagai negara dengan terumbu karang yang indah. Namun tim peneliti yang dipimpin University of New South Wales (UNSW) Australia menunjukkan terumbu karang di sana justru bernilai lebih.

Perairan di sekitar negara kota tersebut bukanlah laut yang membuat orang mengasosiasikannya dengan terumbu karang, setidaknhya begitu menurut pengetahuan ahli biologi kelautan Dr James Guest, peneliti dari UNSW.

‘Ada terumbu karang di sekitar Singapura?’ merupakan pertanyaan yang sudah sering didengarnya selama ini baik dari warga setempat mapun dari sesama peneliti.

"Sangat mengejutkan bagi sebagian orang, karena biasanya terumbu karang jelas diasosiasikan dengan tempat yang memiliki perairan jernih dan jauh dari berbagai kegiatan manusia," jelasnya.

Terlepas dari posisi Singapura sebagai pelabuhan kontainer tersibuk di dunia serta modifikasi lingkungan alam yang sudah berlangsung sekian dekade, namun sedikitnya 200 jenis terumbu karang bisa ditemukan di sini.

“Saya sering melihat kura-kura, kadang juga ikan hiu, lumba-lumba dan segala macam organisme laut yang tampaknya bisa hidup di lingkungan seperti ini,” kata Dr Guest.

Lokasi, lokasi, lokasi

Jumlah terumbu karang yang ditemukan di perairan Singapura tidak terlalu mengejutkan mengingat Singapura berada di luar Coral Triangle, titik hotspot keanekaragaman hayati kelautan dunia. Namun yang mengejutkan para peneliti adalah betapa tahannya terumbu karang tersebut.

Dr Guest pernah bekerja sebagai peneliti pada UNSW saat melakukan penelitian di sana. Dia kini bekerja pada Hawaii Institute of Marine Biology, dan ikut dalam tim internasional yang meneliti kesehatan terumbu karang di 15 lokasi survei di perairan selatan Singapura selama 27 tahun. Hasil penelitian mereka telah dimuat dalam jurnal Scientific Reports.

Tim tersebut mengamati karang di dua kedalaman: karang di air dangkal 3-4 meter serta karang pada kedalaman 6-7 meter.

Researchers looked at coral cover to determine how healthy the reefs were.
Seorang peneliti sedang mengamati kondisi terumbu karang.

Supplied: Jamie Craggs

Mereka menemukan bahwa permukaan terumbu (ukuran kesehatan terumbu) telah mengalami penurunan di kedua tingkat kedalaman selama masa penelitian, namun karang di air dangkal sebagian mengalami pemulihan sementara karang di air dalam tidak.

Hal ini berlangsung meskipun pernah terjadi pemutihan terumbu karang besar-besaran di tahun 1998.

“Dengan mempertimbangkan segala dampak yang terjadi di Singapura kami perkirakan karang-karang itu tidak akan mampu melakukan pemulihan namun hasil kami menunjukkan sebaliknya,” kata Dr Guest.

Dr Guest mengatakan setidaknya dua alasan untuk itu.

Pertama, spesies karang di air dangkal lebih toleran, yaitu lebih kokoh dan tumbuh lebih cepat.

Kedua, kekeruhan di perairan dangkal tempat tumbuhnya karang karena tingginya sedimentasi, sebenarnya justru melindungi hewan sebab cahaya terang bisa mengganggu mereka.

“Sama dengan mereka memasang tenda pelindung untuk diri mereka sendiri,” jelasnya.

Hasil penelitin ini penting sebab kemampuan karang di air dangkal untuk bertahan, terlepas dari kondisi yang mereka hadapi, bisa memberi petunjuk bagaimana terumbu karang bisa survive di masa depan.

Cadangan keanekaragaman hayati

Meskipun terumbu karang di Singapura tidak menarik bagi turis dan tidak mendukung industri perikanan komersial seperti di Great Barrier Reef Australia, namun menurut Dr Guest, terumbu karang tersebut sangat bernilai untuk konservasi dan keanekaragaman hayati.

“Mereka jadi cadangan bagi keragaman spesies dan genetik,” katanya. “Dari perspektif konservasionis hal itu sangat penting sebab mereka mungkin memiliki spesies karang yang sangat toleran.”

“Mungkin kita bisa gunakan itu… dan memahaminya jika kita mengembangkan karang toleran untuk masa depan,” tambahnya.

Coral reef off Singapore.
Terumbu karang di perairan sekitar Singapura.

Supplied: Jamie Craggs

Hasil penelitian ini bukan saja memberi informasi mengenai terumbu karang di Singapura namun juga menambah pemahaman mengenai terumbu karang di seluruh dunia.

“Secara lebih luas implikasinya adalah memberi tahu kita kemana haru pergi jika ingin mencari karang resisten di masa depan,” katanya.

"Mungkin saja kita harus mencarinya dekat-dekat pantai di tempat yang tidak biasa sejalan dengan semakin terdampaknya terumbu karang oleh perubahan iklim," jelas Dr Guest.

Diterbitkan Pukul 12:00 AEST 24 Januari 2017 oleh Farid M. Ibrahim.