ABC

Festival Sinema Australia Indonesia Hadirkan Nominasi Golden Globes

Film ‘Lion’ yang diambil dari buku nonfiksi karya penulis Australia, Saroo Barley mendapat 4 nominasi di ajang penghargaan ‘Golden Globes’, dan akan ditampilkan dalam Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2017, yang digelar di 3 kota.

‘Lion’ mengisahkan tentang pengalaman pribadi Saroo yang diadopsi dari India oleh pasangan Australia. Dua puluh lima tahun kemudian, ia mencari keluarganya yang hilang. Film ini mendapat nominasi ‘Golden Globes’ untuk kategori Drama Terbaik; Aktor Pendukung Terbaik; Aktris Pendukung Terbaik; dan Lagu Original Terbaik.

‘Lion’ akan diputar tanggal 28 Januari di Jakarta dan Makassar serta tanggal 5 Februari di Surabaya, dalam rangka FSAI 2017.

Selain ‘Lion’ ada 5 film australia lain yang ditampilkan di FSAI tahun ini, yakni Girl Asleep, Spear, Looking For Grace, Satellite Boy, dan The Ravens.

Sineas Indonesia, Kamila Andini, yang menjadi Duta FSAI, mengatakan, hadirnya FSAI merupakan kabar baik bagi dunia perfilman.

"Sekarang ini bioskop kita (Indonesia) banyak didominasi film Hollywood. Hal itu mengingatkan bagaimana festival ini sangat penting untuk mengingatkn kita akan film Australia dan mengenalkannya ke penonton Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers FSAI di Senayan, Jakarta hari Selasa (17/1/2017).

Kamila yang sempat mengenyam pendidikan di Australia ini menuturkan, film Australia memiliki kesan tersendiri bagi dirinya.

“Saya sangat bersemangat menonton film-film Australia karena mengingatkan lagi tempat dan sinema di mana saya pernah tumbuh,” akunya.

Kesan serupa juga dirasakan Mouly Surya, sineas Indonesia lulusan Australia, yang karya filmnya ‘What They Don’t Talk About When They Talk About Love’ (Apa yang tak dibicarakan saat membicarakan cinta) turut ditampilkan di FSAI tahun ini.

“Saya ke Australia, sejak masih remaja, saat masih berusia 19 sampai 25 tahun. Saat saya masih mencari apa yang saya mau dan akhirnya ketemu yang saya mau ternyata jadi pembuat film. Bisa menampilkan film saya di festival ini rasanya seperti rumah,” ungkap perempuan berambut pendek ini.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Trailer Film Lion

Berbeda dari penyelenggaraan tahun lalu, FSAI 2017 hadir di 3 kota besar Indonesia, Jakarta; Surabaya; dan Makassar, dengan tanggal pemutaran yang berbeda-beda (Jakarta: 26-28 Januari, Makassar 28-29 Januari, Surabaya: 4-5 Februari).

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, mengatakan, diselenggarakannya FSAI ditujukan untuk memberi peluang kerjasama kepada dunia kreatif kedua negara.

“Saya sangat ingin mendorong kerjasama lebih lanjut di antara sektor kreatif kedua negara, saya pikir banyak peluang kerjasama di dunia film,” sebutnya.

Lalu bagaimana dengan nasib film-film Indonesia di Australia?.

Skip Facebook

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

FACEBOOK: Trailer FSAI

Merujuk pengalaman pribadinya, Kamila mengenang satu kisah unik kala ia masih bersekolah di Australia.

“Saya ingat pengalaman waktu saya masih sekolah di sana (Australia), saya sempat mengajar tari ke anak SMP-SMA. Suatu saat mereka bilang ‘Ibu..Rangga..Rangga’, ternyata mereka yang belajar Bahasa Indonesia pernah nonton AADC (film Ada Apa Dengan Cinta). Saya kaget ternyata film Indonesia juga bisa relate (terhubung) sama mereka,” cerita putri sineas kenamaan Indonesia, Garin Nugroho, ini.

“Dan waktu itu, Nicholas Saputra juga sangat digemari,” imbuh Kamila sambil tergelak.

FSAI 2017 juga diramaikan oleh kompetisi film pendek yang diikuti oleh 300 peserta dari Indonesia. 

Dari ratusan film yang masuk itu, terpilih 6 finalis yang karyanya akan ditampilkan di FSAI 2017.

Salah satunya adalah film animasi berjudul ‘Outgrowth’ karya Jason Kiantoro.

Dubes Paul Grigson mengutarakan, kerjasama produksi animasi adalah salah satu bidang potensial yang bisa dikembangkan lebih lanjut di antata kedua negara.

“Banyak orang yang tidak tahu film ‘The Battle of Surabaya’, padahal film itu adalah film bagus yang merupakan produksi bersama antara Indonesia dan Australia,” katanya.