ABC

Sidang Ahok Uji Reputasi Toleransi Beragama di Indonesia

Reputasi Indonesia sebagai negara yang menganut toleransi beragama akan diuji dalam sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dimulai hari Selasa (13/12/2016).

Para ulama dari kelompok Islam garis keras mendesak agar pendukung mereka menghadiri sidang, dan keamanan di gedung pengadilan Jakarta Pusat diperkirakan akan ketat.

Dalam aksi yang dilangsungkan akhir pekan lalu, Habid Muhsin Alatas menyebut Ahok sebagai “anak Setan” dan kembali mengatakan bahwa warga Kristen tidak memiliki hak untuk memimpin umat Islam.

“Beberapa di antara mereka malah mendatangi markas besar si kutil babi, berjabat tangan dengan dia, dan bahkan mencium tangannya,” kata Muhsin Alatas.

Ahok sudah menjadi sasaran berbagai demo setelah pernyataannya di Pulau Seribu mengenai Surat Al Maidah Ayat 51.

Sudah terjadi dua aksi besar-besaran, tanggal 4 November dan 2 Desember, yang dihadiri sekitar setengah juta orang, yang sebagian meminta agar Ahok dipenjara karena ucapannya.

Protesters against Ahok, December 2016
Aksi terhadap Ahok bulan Desember lalu di Jakarta.

ABC News: Adam Harvey

‘Kemungkinan Besar Ahok Dinyatakan Bersalah’

Associate Professor Greg Fealy, seorang pakar Indonesia dari Australia National University’s (ANU), sudah diminta oleh Polri untuk memberikan pendapatnya mengenai pernyataan Ahok tersebut.

“Kita masih harus menunggu apa yang akan terjadi di pengadilan. Namun saya dan dua pertiga saksi ahli yang dipanggil oleh Polri untuk memberikan kesaksian dalam kasus ini – percaya dia tidak melakukan penistaan agama,” katanya.

“Namun persepsi publik menyatakan dia melakukan penistaan. Dan sayangnya saya kira banyak warga Indonesia sudah berhenti melihat kasus ini dengan pikiran terbuka,” jelas Prof. Fealy.

“Mereka sudah menerima kampanye media sosial besar-besaran yang menyebut dia sebagai seseorang yang menista Islam,” tambahnya.

“Jadi sekarang tidak ada jalan lain bagi Ahok kecuali menjalani proses peradilan. Dan menurut saya kemungkinan besar akan menyatakan dia bersalah,” kata Prof Fealy lagi.

Ulama Peringatkan Bila Ahok Divonis Tidak Bersalah

Indonesia sudah lama dikenal sebagai negara yang menganut toleransi beragama, namun mereka yang menentang Ahok adalah mereka yang terang-terangan menunjukkan sikap tidak toleran.

Habib Muhsin Alatas bersikeras mengatakan bahwa seorang Kristen seperti Ahok tidak boleh menjadi pemimpin warga Muslim.

“Kita seharusnya tidak pernah memberi kepercayaan untuknya guna memimpin kita,” katanya.

“Mengapa? Karena petunjuk dari Allah, dalam Quran sudah disebutkan – memilih pemimpin yang bukan Islam, sama seperti makan babi,” tambahnya.

Dan sudah muncul peringatan mengenai apa yang akan terjadi bila pengadilan memutuskan Ahok tidak bersalah.

Habib Muhsin Alatas tidak menyembunyikan sikap rasisnya terhadap Ahok dalam pidatonya.

“Jadi, bila orang bermata sipit ini tidak masuk penjara, kita akan turun ke jalan sekali lagi, bukan?” ujarnya.

Pengadilan terhadap Ahok ini akan diselenggarakan maraton setiap minggu dan diperkirakan akan selesai di awal tahun 2017.

Diterjemahkan pukul 11:00 AEST 13/12/2016 dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini