ABC

Tokoh Perempuan dari Komunitas Muslim Ikuti Pelatihan Hukum

Dua puluh orang perempuan muslim mendapat pelatihan hukum mengenai kekerasan dalam keluarga, hukum keluarga, pengadilan dan bagaimana berurusan dengan polisi. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu komunitas muslim di Melbourne memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hak mereka.

Program pelatihan perempuan muslim ini tampaknya merupakan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan di Australia dan digelar selama 3 bulan. Program yang diawasi oleh Layanan Hukum Perempuan Victoria ini menginformasikan para peserta tentang bagaimana mengidentifikasi isu-isu hukum dan mengakses layanan relevan untuk meminta bantuan.
“Ini artinya masalah hukum tak harus berakhir menjadi krisis, sehingga perempuan dan anak-anak aman dan mereka terlindungi secara keuangan,” kata Eila Pourasgheri dari pusat hukum tersebut.
“Saya kira [pelatihan hukum seperti] ini amat penting bagi masyarakat yang bisa terisolasi atau tidak terhubung dengan layanan-layanan mainstream. Memiliki pemimpin perempuan seperti ini sebagai simpul ke layanan utama merupakan hal yang sangat penting.”
Program ini menghadirkan perempuan Muslim dari Pakistan, Kamboja, Eritrea dan Indonesia.

Kekerasan domestik tidak hanya kekerasan fisik

Kauthar Abdulalim, 24 tahun, berada di antara partisipan yang mengikuti pelatihan ini. Ia adalah mahasiswi Kajian Islam dan seorang wirausaha yang mengelola perusahaan travelnya sendiri.

Kauthar Abdulalim
Kauthar Abdulalim belajar kalau bentuk kekerasan domestik bisa lebih dari sekedar penyiksaan fisik saja.

ABC News: Karen Percy

“Kejutan terbesar bagi saya adalah mendefinisikan apakah yang dimaksud dengan kekerasan domestik itu –karena terkadang kita berpikir kalau kekerasan domestik hanyalah kekerasan fisik saja. Apa yang saya sadari, kekerasan domestik ternyata lebih dari itu – tapi juga penyiksaan ekonomi, penyiksaan keuangan,” katanya.
Dia mengatakan program pelatihan ini telah membuatnya memahami lebih baik mengenai komunitasnya sendiri dan juga hukum.
“Salah satu hal penting adalah hubungan di dalam komunitas dan di luar komunitas,” katanya.
Mantan guru bernama Zufaidah Juri, 45 tahun, mengatakan, hubungan yang dia dapatkan dari pelatihan ini ‘amat luar biasa, sesuatu yang tidak pernah didengar’ oleh para pemimpin muslim perempuan.

Dia mengatakan, dirinya telah menemukan orang untuk membantunya menyelenggarakan pelatihan pemakaman demi mengatasi ledakan populasi di barat Melbourne, dan kebutuhan yang makin meningkat akan layanan pemakaman jenazah sesuai budaya mereka.

Bantuan pelatihan hukum untuk Imam

Pelatihan hukum ini didukung oleh Sir Zelman Cowen Centre di Universitas Victoria.
Mantan Menteri dari Partai Buruh, Nicola Roxon, yang saat ini bekerja di Sir Zelman Cowen Centre mengatakan, para ulama Islam atau imam juga diikutsertakan dalam program hukum ini untuk menawarkan bantuan kepada mereka dalam menyeimbangkan ketegangan budaya dan hukum.
“Ada banyak anggota komunitas yang mendatangi para imam untuk menyelesaikan sengketa perdagangan, belum lagi sengketa pribadi, sehingga mereka perlu diberikan lebih banyak perangkat untuk melakukan peran tersebut secara efektif dan konsisten dengan hukum di Australia,” kata Roxon.

“Sehingga mereka perlu diberikan lebih banyak perangkat untuk melakukan perannya tersebut secara efektif dan konsisten dengan hukum Australia.”
Diterjemahkan pada pukul 15:25 WIB, 16/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.