ABC

Pemetaan Hidrogen Ungkap Rahasia Galaksi Bimasakti

Tim ilmuwan dari Australia dan Jerman berhasil membuat pemetaan hidrogen paling terperinci mengenai Galaksi Bimasakti. Peta tersebut memadukan data yang dikoleksi oleh dua teleskop radio selama 10 tahun terakhir.

Pakar astronomi Professor Lister Staveley-Smith dari International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR) yang berbasis di Perth, menjelaskan pemetaan-pemetaan lainnya memang terperinci namun terbatas pada area terbatas dari galaksi itu. Pemetaan kali ini merupakan yang pertama dengan kualitas yang mencakup seluruh jagad raya.

“Kami hanya memadukan data itu dari masing-masing belahan (galaksi). Sama seperti seperti membuat peta bumi kita dengan mamadukan belahan utara dan belahan selatan dan menunjukkan bola bumi untuk pertama kalinya,” jelas Professor Staveley-Smith kepada ABC.

Para astronomer menggunakan dua buah teleskop, satu di Parkes, New South Wales Australia dan satunya di Effelsberg, Jemarn, untuk mengamati hidrogen netral yaitu elemen yang paling berlimpah di jagad raya.

“Yang kami dapatkan adalah peta hidrogen di jagad raya yang tak bisa dilihat oleh teleskop biasa, teleskop optik biasa,” tutur Professor Staveley-Smith.

Peta yang diproduksi melalui survei bernama HI4PI, menampilkan detail-detail Bimaksakti, termasuk batas terluar bulatan jagad raya yang tercipta akibat ledakan maha dahsyat.

"Kita bisa melihat gas, melihat medium antarbitang, melihat zat-zat yang nantinya akan membentuk bintang-bintang," jelasnya.

“Penting untuk memahami struktur gas di galaksi kita serta jumlah gas yang ada di galaksi kita ini, dinamikanya, agar kita bisa mempelajari evolusi terdahulu yang terjadi di Bimasakti serta kemungkinan evolusinya di masa depan,” jelasnya.

Skip Vimeo Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

VIMEO: Galaksi Bimasakti

Animasi data ini menunjukkan dua bulatan yang berputar, mirip dengan bulatan bumi, dengan langitnya masing-masing.

“Daripada melihat bulatan ini dari dalam, seperti apa yang kita lakukan saat kita memandang ke langit, kita bisa memandangnya dari luar globe, ibarat meletakkan diri kita di luar dan memandang langit dari arah sebaliknya,” jelas Professor Staveley-Smith.

Sensivitas peta ini memungkinkan ilmuwan bisa melihat galaksi terdekat ke Bumi, yaitu Magellanic Clouds, serta semburan gas yang mengalir dari sana ke Bimasakti.

“Saya kira peta ini untuk pertama kalinya memungkinkan kita memadukan kesinambungan yang pasti di antara kedua belahan,” katanya. “Hal itu yang membuat saya sangat takjub.”

Professor Staveley-Smith, yang bekerja di University of Western Australia, mengatakan teleskop Square Kilometre Array (SKA) menghasilkan peta dengan resolusi lebih tinggi.

SKA, yang merupakan teleskop radio terbesar di dunia, sedang dibangun di Australia dan di Afrika Selatan.

Para ilmuwan dari proyek HI4PI telah menerbitkan temuannya ini dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.

Diterbitkan Pukul 14:00 AEST 20 Oktober 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.