ABC

Kontrak Pembelian Habis, Peternak Australia Buang Ribuan Liter Susu Segar

Peternak sapi perah di pedalaman Australia Barat mulai membuang ribuan liter produk susu segar mereka setelah gagal memperpanjang kontrak dengan pembeli.

Awal tahun ini sebanyak 9 peternak di South West Australia Barat diberitahu oleh perusahaan pengolahan susu Brownes dan Harvey Fresh bahwa produk mereka tak lagi diperlukan karena adanya kelebihan pasokan susu.

Peternak dari daerah Harvey bernama Graham Manning, memiliki kontrak pembelian dengan Brownes selama dua tahun namun telah berakhir pada 30 September lalu. Dia diberi perpanjangan dua minggu melalui kesepakatan yang dilakukan oleh kelompok lobi bernama WAFarmers.

Namun demikian, perpanjangan itu pun sudah berakhir. Dengan tak adanya pembeli produk susunya, generasi kelima peternak sapi perah ini menyatakan dia tak punya pilihan kecuali menjual sapi-sapinya dan membuang susunya ke kolam limbah.

“Saat ini sekitar 8 ribu liter telah terbuang dalam tiga atau empat hari sembari kami coba menjual sapi-sapi ini,” katanya.

“Saya habiskan waktu enam bulan baru bisa menerima hal ini,” tambah Graham.

"Kita hidup di dunia korporasi. Kita hidup di dalam industri yang dideregulasi serta pasar bebas. Dan inilah hasilnya kami terlempar keluar dari industri ini," ujarnya.

Graham Manning memiliki 250 ekor sapi yang harus dijual, serta 100 ekor lainnya yang coba diperah agar berhenti memproduksi susu.

graham manning
Graham Manning, generasi kelima peternak sapi perah akan beralih ke sapi pedaging. (Foto: ABC/Eliza Borrello)

“Ini masa-masa sulit namun kami harus melewatinya,” ujar dia. “Kami tak bisa terlalu memikirkan diri sendiri, sapi-sapi ini tidak kalah pentingnya untuk diurusi.”

“Semoga saja kami bisa menjual semuanya ke peternak lain,” tambah Graham.

Dia mengatakan bisa merasakan masalah peternak lainnya yang kontraknya dengan Harvey Fresh akan berakhir pada Januari 2017 mendatang.

“Ini tak bisa berlanjut. Kami tak menanam jutaan dolar modal dalam industri susu sebagai pemilik peternakan lalu tak dapat kontrak dan terlempar keluar dari industri ini,” katanya.

“Anda bukannya mendorong generasi muda masuk ke bisnis ini. Dan Anda bukannya mendorong perbankan untuk meminjamkan kredit ke peternak untuk masuk ke bisnis ini,” ujarnya lagi.

“Istriku Jane dan saya akan beralih jadi peternak daging. Sangat mahal, namun kami menerima tantangan ini dan menjalaninya,” kata Graham.

matthew kealy
Matthew Kealy, manager pada peternakan milik Graham Manning membantu membuang susu yang dia turut produksi. (Foto: ABC/Eliza Borrello)

Peternak yang Pikul Beban

Ketua divisi pengolahan produk susu dari organisasi WAFarmers, Michael Partridge, menyatakan pihaknya kecewa karena tak ada solusi yang bisa dicapai.

“Kami menanganinya selama enam bulan. Kami pertemukan semua pihak terkait, semua pihak pengolahan, pedagang ritel berbicara dengan pemerintah negara bagian dan federal. Dan kalau sekarang keadaannya seperti ini, sangat memilukan,” tutur Michael Partridge.

“Tak banyak pilihan ke depan bagi Graham dan peternak seperti dia saat ini,” katanya. “Kami hanya perlu pastikan tak lagi terjadi bagi orang lain.”

Michael Partridge mengeritik perusahaan induk dari dua pengolahan susu ini dalam cara mereka menangani isu kelebihan pasokan susu.

“Ada cara lain menyeimbangkan dan mengontrol pasokan susu,” jelasnya. “Dulu kita punya kami menerapkan pengurangan volume kontrak untuk seluruh peternak yang memasok ke pengolahan, dan semua peternak turut menanggung sedikit kerugian.”

“Untuk sekarang ini … peternak yang harus memikul beban permasalahan industri saat ini benar-benar memuakkan,” tambahnya.

Pihak pengolahan susu Brownes telah dihubungi untuk dimintai komentar.

Diterbitkan Pukul 12:30 AEST 19 Oktober 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.