ABC

Wanita Hamil di Tasmania Dapat Voucher Belanja Jika Berhenti Merokok

Sebuah studi di Launceston menggunakann voucher dari toko serba ada sebagai insentif untuk wanita berhenti merokok selama hamil.

Tasmania menepati urutan kedua tertinggi di Australia jumlah wanita yang merokok ketika sedang hamil.
Sekitar 6 orang wanita di Tasmania diketahui merokok ketika hamil, dan jumlah wanita berusia 25 tahun yang merokok jumlahnya juga meningkat menjadi 1 dari 3 orang.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tasmania menawarkan voucher kepada ibu yang hamil untuk berhenti merokok.
Setiap partisipan dalam penelitian ini akan menerima voucher belanja di pusat perbelanjaan setelah terlebih dahulu melakukan tes sederhana untuk memastikan apakah mereka masih tetap tidak merokok selama periode penelitian tersebut.
Dr Mai Frandsen adalah fellow research pada Dewan Kanker Tasmania dan Universitas Tasmania, dan dia mengatakan temuan awal dari risetnya menimbulkan pertanyaan yang sulit.
“Ini berhubungan dengan psikologi kesehatan,” kata Dr Frandsen.
“Kita semua tahu kalau kita harus berolahraga, kita semua tidak seharusnya meminum bir terlalu banyak, kita semua tahu duduk menonton TV terlalu lama tidak baik, tapi informasi seperti ini sepertinya tidak cukup.”
Keinginan kuat Dr Frandesn untuk mencoba mengurangi angka merokok pada ibu hamil, dan dia mengatakan langkah pertama untuk berhenti merokok sering kali sudah ada pada diri wanita yang hamil.
“hal yang sulit soal berhenti merokok ketika hamil adalah banyak pengobatan yang tersedia yang ditujukan untuk orang yang tidak hamil dan ingin berhenti merokok,” katanya.
“Sayangnya meskipun mereka sangat termotivasi untuk berhenti merokok wanita ini tidak memiliki strategi atau tidak tahu mereka punya strategu yang sebenarnya bisa mereka lakukan,”

Dr Mai Frandsen
Dr Mai Frandsen meyakini masih ada stigma yang kuat terhadap wanita yang merokok dimasa kehamilannya.

ABC Northern Tasmania: Fred Hooper

Dr Fransden mengatakan bidan dan dokter umum yang sering berhubungan dengan wanita hamil melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk meyakinkan bahaya merokok ketika hamil, tapi mereka sering kali menghadapi hambatan.
Salah seorang wanita hamil yang ambil bagian dalam studi ini Angela (bukan nama sebenarnya) dan dia memahami kalau berhenti merokok itu harus dilakukan secara langsung.

Meski Angela mengaku dia tidak ambil bagian dalam penelitian ini semata-mata karena uang, tapi riset ini telah menjadi insentif yang berhasil membantunya berhenti merokok.
“Saya akan bisa berhenti merokok karena saya sudah banyak mengurangi rokok saya begitu tahu saya hamil tapi saya pikir voucher ini telah membuat saya berhenti mengurangi rokok dengan banyak lebih cepat dari apa yang saya duga,” kata Angela.
Dr Frandsen mengatakan peserta dalam penelitian ini dipilih melalui proses ketat untuk memastikan mereka adalah calon yang cocok untuk penelitian ini dan itu tidak akan berdampak pada hubungan mereka.
“Jelas perempuan harus setuju untuk ambil bagian dari penelitian ini sehingga mereka tahu benar apa yang mereka lakukan,” kata Dr Frandsen.
“Beberapa kekhawatiran adalah bahwa perempuan akan dipaksa melakukan penelitian ini karena melibatkan insentif keuangan.
Stigma pada wanita hamil merokok
Dr Frandsen mengatakan dia pikir masih ada stigma besar yang melekat pada kebiasaan merokok selama kehamilan.
“Meski sebagian wanita mengakui bahwa mereka merokok selama melakukan kontrol kehamilan dengan bidan, tapi masih ada cukup banyak yang tidak mengakui hal itu,” katanya.
Bidan Susan Gee mengatakan wanita sering merasa tertekan oleh publik setelah hamil.
“Kita tiba-tiba merasa kalau kita bisa mengomentari semua aspek dari kehidupan wanita ini karena dia membawa bayi,” kata Gee.
“Saya pikir mungkin karena fakta bahwa bayi tidak punya pilihan dan mungkin orang lain tengah membela bayi tersebut.”
Dr Frandsen mengaku dirinya banyak dikritik di masa lalu karena membayar wanita untuk berhenti merokok, pandangan yang menurutnya “naif” dalam melihat masalah ini.
“Apa pun yang kita lakukan tidak bekerja. Kita masih memiliki tingkat tertinggi kedua perokok di Australia dan Pemerintah Negara Bagian maupun Nasional bertekad untuk menurunkan jumlah perokok,” katanya.
Voucher yang digunakan dalam penelitian ini dibayarkan dengan menggunakan dana hibah yang diserahkan ke Universitas Tasmania.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Diterjemahkan pukul 16:00 WIB 11/9/2016 oleh Iffa Nur Arifah.