ABC

Kurang Memiliki Teman Bisa Beresiko Bagi Kejiwaan Pria Paruh Baya

Tidak ada teman dekat untuk bercerita saat Anda kehilangan pekerjaan, tidak ada siapapun untuk berkeluh kesah saat orang tua Anda meninggal, atau tidak ada yang mendukung jika hubungan percintaan Anda berantakan. Ini adalah kenyataan yang dialami banyak pria di usia 35 sampai 54 tahun.

Tidak hanya merasa kesepian, isolasi sosial ini berpotensi mempengaruhi kesehatan fisik dan mental secara signifikan.

Penelitian telah menemukan hubungan isolasi sosial dan rasa kesepian dengan masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan depresi.

Bahkan, penelitian menunjukkan orang-orang yang terisolasi secara sosial memiliki risiko kematian lima kali lipat dari masalah kesehatan tersebut.

Penelitian ini dilakukan oleh Beyondblue, sebuah yayasan yang menyoroti berbagai masalah kejiwaan di Australia.

Menurut Dr Stephen Carbone, kepala penelitian, pria dengan dukungan sosial yang lebih rendah juga lebih rentan terhadap tekanan psikologis.

"Interaksi sosial bertindak sebagai penyangga kehidupan, sebagai perlindungan terhadap depresi," katanya.

"Hubungan sosial juga menjadi faktor pendukung untuk untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan mental."

Bahkan jika Anda tidak mendiskusikan masalah dengan teman-teman sekitar, kadang-kadang dengan berada di sekitar orang lain akan membantu mengurangi beban masalah.

"Berinteraksi dengan orang lain adalah hal yang menyenangkan, juga sebagai penangka dari hal-hal yang mungkin terjadi," kata Dr Carbone.

"Ini seperti pepatah lama, 'manusia adalah makhluk sosial'. kita melakukan hal yang lebih baik saat bersama-sama."

Laporan dari Beyondblue tersebut menemukan 25 persen pria berusia 30 sampai 65 tahun tidak memiliki orang lain di luar keluarga dekat mereka, yang bisa diandalkan.

37 persen dari mereka yang disurvei juga merasa tidak puas dengan kualitas hubungan mereka dengan teman-teman, seringkali mereka merasa tidak memiliki keterikatan secara emosional.

Sayangnya banyak pria, berhenti melakukan usaha dengan berbagai alasan, menurut Dr Carbone. Padahal jaringan sosial perlu dipupuk dan terus dijaga agar tetap aktif.

Steve, pekerja profesional berusia 34 tahun yang belum menikah dan tinggal bersama ibunya, mengakui ia tidak terlalu sering bertemu dengan teman-temannya.

Sebenarnya berusaha untuk bertemu dengan teman-teman akan lebih baik, tapi ia mengaku setelah pulang kerja seharian, ia merasa lebih memilih untuk pulang dan bersantai.

Menurut Beyondblue, Steve berada di kategori dimana mereka tidak memiliki hambatan nyata dalam hal emosional, finansial, waktu atau kesehatan.

Mereka mengakui adanya keuntungan dengan memiliki kehidupan sosial, namun itu bukan menjadi prioritas.

"Tentunya menyenangkan untuk memiliki lebih banyak waktu dengan teman-teman, tapi semua orang sibuk," kata Steve. "Saya sebelumnya yang berinisiatif untuk mengajak mereka bertemya, tapi malah jadi merepotkan."

Tips pertemanan bagi para pria usia pertengahan

  • Mencari hobi dan aktivitas yang positif, produktif, karena pertemanan diawali melalui kegemaran yang sama.
  • Berpikir soal kualitas bukan kuantitas. Lebih baik ketemuan dengan satu teman, sekali sebulan.
  • Memanfaatkan jejaring sosial di Internet, satu langkah kecil bisa membangun pertemanan.
  • Berteman juga dengan perempuan, atau pasangan.
  • Hindari pertemanan yang melibatkan minum alkohol, penggunaan obat, atau resiko lainnya.