Rp 150 Miliar Dikucurkan Untuk Dirikan Pusat Komunitas LGBT Pertama Australia
Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, berjanji hibahkan dana 15 juta dolar (atau setara Rp 150 miliar) untuk dirikan ‘Pride Centre’ atau Pusat Komunitas LGBTI (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks) pertama Australia sebagai bagian dari anggaran tahun 2016.
Pusat komunitas, yang disebut Pemerintah akan menyaingi Pusat Komunitas LGBT San Francisco, ini akan menampilkan seni dan sejarah LGBT, dan akan menyediakan layanan kesehatan dan konsultasi secara bersama-sama.
Menteri Kesetaraan Victoria, Martin Foley, mengatakan, pendirian pusat komunitas seperti ini sudah "lama tertunda".
"Ini adalah pusat yang akan kami kembangkan dalam kemitraan dengan komunitas LGBT dan sektor swasta untuk membuat Melbourne sebagai pusat dukungan LGBT internasional," ujarnya.
Ia mengutarakan, "Ini akan menjadi sebuah karya budaya komunitas LGBTI. Ini akan menjadi layanan LGBTI. Ini akan menjadi ruang publik yang menyediakan lingkungan aman dan mendukung bagi siapapun untuk menjadi diri mereka sendiri.”
"Kami yakin, kami bisa mendirikan pusat yang akan membuat Melbourne dan Victoria menjadi pusat budaya yang diakui secara internasional dalam penerimaan LGBTI," tambahnya.
Rincian akhir tentang pusat ini akan diputuskan dalam konsultasi dengan komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI).
"Kesetaraan tak bisa ditawar di Victoria," kata Menteri Utama Daniel Andrews.
"Komunitas LGBTI Victoria punya banyak hal yang bisa dibanggakan dan saya mengucapkan selamat kepada semua orang yang telah bekerja keras untuk membuat Pusat Komunitas LGBTI pertama di Australia menjadi kenyataan," sebutnya.
Menteri Martin mengisyaratkan akan ada pengumuman lebih lanjut tentang layanan bagi komunitas LGBT dalam anggaran pekan depan.
"Kami ingin memastikan komunitas LGBTI bangga dan bahwa seluruh komunitas Victoria mendukung mereka dalam perjuangan mereka untuk memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan adil, setara dan bahwa setiap warga Victoria memiliki hak untuk menjadi diri mereka sendiri," kemukanya.
Pengumuman pra-anggaran ini muncul menjelang permintaan maaf resmi negara bagian yang bersejarah kepada komunitas LGBTI di Parlemen pada 24 Mei, kepada mereka yang dihukum di bawah undang-undang yang tak adil dan penuh prasangka terhadap tindakan homoseksual.