ABC

Cerita Warga Luar Batang Jakarta Jelang Penggusuran

Salah satu kawasan kumuh tertua di Jakarta, Luar Batang, mengalami penggusuran sebagai bagian dari pembenahan Jakarta. Menurut pemerintah salah satu tujuannya untuk menjadikan kawasan ini lebih menarik bagi wisatawan. ABC menemui sejumlah warga di sana.

Warga telah menempati lahan di kawasan ini selama beberapa dekade, dan kini Gubernur Jakarta ingin menggusur mereka untuk membuka jalan bagi pembangunan jalur pengatur banjir.

Ribuan orang tinggal di kawasan rumah padat di Jakarta Utara ini, hidup dari berbagai jenis usaha di gang-gang sempit.Warga Luar Batang Jakarta, Sulastri (68). (Foto: ABC/Adam Harvey)
Warga Luar Batang Jakarta, Sulastri (68). (Foto: ABC/Adam Harvey)

"Kami punya anak yang sekolah dan telah nyaman tinggal di sini," kata seorang warga bernama Cece kepada ABC. Dia mengaku berjualan es untuk anak-anak di daerah itu.

"Biarpun bau dan selalu basah, namun kami senang tinggal di sini," katanya.

Gubernur Ahok telah menginstruksikan penggusuran rumah-rumah liar di berbagai wilayah, termasuk yang ramai adalah penggusuran kawasan Kalijodo awal tahun ini.

Namun kawasan Kalijodo yang diketahui penuh dengan kehidupan malam dan perjudian, berbeda dengan Luar Batang yang umumnya dihuni warga penduduk biasa.

Warga setempat bernama Sulastri (68) termasuk salah seorang yang akan tergusur.

"Saya telah menetap di sini selama 40 tahun. Putri saya sekarang sudah lebih 25 tahun, dan saya sudah berjualan beras di sini selama 23 tahun lamanya, sejak dia masih umur 2 tahun," ujar Sulastri kepada ABC.

"(Mendengar penggusuran ini) saya tidak bisa makan, tidak bisa tidur. Saya terus memikirkannya," katanya.

"Saya punya usaha di sini, dan mereka datang seenaknya menggusur. Kenapa? Kami orang kecil. Mereka ingin menggusur kami dan memasukkan kami ke rusun," tutur Sulastri.

"Kami harus mulai dari awal lagi. Apa yang bisa kami lakukan di tempat baru, harus mulai dari nol," katanya.

Namun karena rumahnya dibangun tanpa izin, Sulastri tidak akan mendapatkan ganti rugi. Dia akan dipindahkan ke rusun namun harus membayar sewa di tempat baru itu.

"Di sini orang sudah tahu, saya jualan kerupuk dan bubur," tambahnya.

Komentar seorang turis

Warga Luar Batang bernama Cece sedang membuat es untuk dijual.
Warga Luar Batang bernama Cece sedang membuat es untuk dijual.
 

Sebelumnya Gubernur Basuki menyatakan pembenahan kawasan kumuh akan menjadikan area tersebut lebih atraktif terhadap wisatawan.

Penggusuran di Luar Batang akan membuka akses ke sejumlah bangunan bersejarah Jakarta termasuk gudang-gudang peninggalan Belanda yang dibangun di abad 18 dan 19.

Pergudangan ini sempat dipergunakan Jepang saat mereka menguasai Indonesia di tahun 1940-an.

ABC sempat menemui sepasangan turis yang sedang berada di kawasan itu bernama Sven dan Michelle yang berasal dari Amsterdam, Belanda.

"Penggusuran ini kedengarannya tidak bagus bagi warga di sini," kata Sven.

"Saya tidak percaya kawasan ini akan menjadi lebih ramah bagi turis," tambah Michelle.

"Turis ingin datang justru untuk melihat kondisi kehidupan warga di sini. Kami selalu melakukan hal seperti itu. Di Rio (Brasil) pun kami mengunjungi kawasan favelas [daerah kumuh]. Kami ingin tahu bagaimana kehidupan warga yang sebenarnya," ujarnya.

Suasana kawasan Luar Batang Jakarta sebelum penggusuran. (Foto: ABC/Adam Harvey)
Suasana kawasan Luar Batang Jakarta sebelum penggusuran. (Foto: ABC/Adam Harvey)