ABC

Perubahan Iklim Ubah Populasi Plankton, Rantai Makanan Manusia Terancam

Hasil riset terbaru menunjukan populasi plankton di Australia ternyata telah bergeser menjauh 300 kilometer ke arah Selatan dalam 30 tahun terakhir. Perubahan ini mengancam rantai makanan manusia. 

Kalangan ilmuwan menyalahkan pergeseran keberadaan populasi plankton ini karena menghangatnya suhu lautan yang disebabkan karena perubahan iklim.
 
Di beberapa kawasan juga telah terjadi pergeseran dari spesies plankton perairan dingin menjadi spesies plankton perairan panas.
 
Laporan mengenai kondisi plankton 2015 yang disusun oleh CSIRO ini didasarkan pada data dari Integrated Marine Observing System (IMOS), yang meneliti mengapa plankton penting untuk kesehatan samudera.
 
Pemimpin laporan ini, Dr Anthony Richardson, mengatakan berapa banyak plankton yang ada disana dan dimana mereka berada sangat menentukan berapa banyak ikan, mamalia laut dan kura-kura yang ada dilaut.
 
"Temuan utama dari riset ini adalah kalau plankton, yang sangat penting bagi manusia, ternyata telah berubah dan perubahannya dikarenakan perubahan iklim," katanya.
 
"Plankton bertanggung jawab terhadap setengah dari ketersediaan oksigen yang kita butuhkan untuk bernafas dan kritis untuk jaring makanan laut."
 
"Mereka bisa mempengaruhi kehidupan manusia,"
 
Laporan ini mengumpulkan informasi dari studi plankton dan data dari seluruh Australia yang memberikan gambaran sekilas mengenai iklim, keadaan perikanan global dan kesehatan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati.
 
Para peneliti menemukan bahwa di Pantai Timur Australia, plankton telah pindah ke arah selatan 300 kilometer selama 30 tahun terakhir.
 
Dan ubur-ubur berkembang di bawah kondisi yang berubah
 
Dr Richardson mengatakan di Pulau Maria, yang terdapat di lepas pantai Tasmania, telah terjadi pergeseran dari spesies plankton perairan dingin ke spesies plankton perairan hangat.
 
"Plankton perairan hangat ukurannya lebih kecil dan sejumlah ikan, burung laut dan mamalia laut tidak suka dengan rasanya," katanya.
 
"Makanan utama bagi ikan-ikan muda adalah plankton, dan seiring dengan perkembangan perubahan iklim ini kita mendapati planton tropis menjadi sangat beragam, tapi bentuknya lebih kecil dan bergerak semakin jauh ke Selatan dan itu buruk untuk pemijahan dan perkembangbiakan ikan,"
 
Menurut Dr Richardson lebih banyak kandungan karbon dioksia di atmosfir telah memicu lebih banyak asam di lautan.
 
"Meskipun ada bukti cangkang yang semakin menipis pada kupu-kupu laut di utara Australia selama 30 tahun terakhir, tapi tidak terjadi penurunan umum jumlah binatang dan tumbuhan laut,"
 
Dr Richardson mengatakan laporan mengindikasikan sejumlah kabar baik mengenai ubur-ubur.
 
"Sementara di berbagai belahan dunia yang telah mengalami pencemaran berat atau penangkapan ikan besar-besaran ternyata kita tetap menemukan populasi ubur-ubur dalam jumlah besar, tidak ada bukti telah terjadi peningkatan jumlah ubur-ubur di perairan Australia," katanya.
 
Informasi dari Plankton 2015 ini akan digunakan untuk menyusun Laporan Lingkungan Nasional Australia mendatang yang akan menyoroti bagaimana kondisi laut kita telah berubah.