Kerja Keras Keluarga Reynold Poernomo Buka Toko Kue di Sydney
Keluarga celebrity chef asal Indonesia, Reynold Poernomo dan Arnold Poernomo, akan membuka dessert bar di Chippendale Creative Precinct, Sydney, Australia. Ada kisah kerja keras membangun bisnis kuliner di sana.
Pada suatu malam minggu di bulan September 2015 lalu, huruf REYNOLD terpampang besar di suatu stand yang bakal menjadi dessert bar yang saat itu hendak dibuka.
Aneka dessert seperti fruit pie hingga macaroons disajikan dengan apik di atas piring. Harganya sekitar AU$ 7-8 (Rp70-80 ribu) per kue kecil itu. Harganya memang lumayan, namun rasa pie dan macaroons-nya sangat enak!
Ronald Poernomo dengan aneka kue andalan di toko keluarganya di Sydney. (Foto: Hany Koesumawardani)
Sejumlah jurnalis Indonesia atas undangan Australia Plus ABC International, mencoba mencari Reynold Poernomo, peringkat 4 besar Master Chef Australia 2015, yang juga adik dari juri Master Chef Indonesia, Arnold Poernomo. Namun sayang, sang chef sedang ke Indonesia. Maka, kakak Arnold dan Reynold-lah yang menemui kami, Ronald Poernomo.
"Core menu dessert bar, obviously dessert. Yang bakal desain menu dessert Reynold Poernomo, adik saya paling kecil yang baru selesai Master Chef Australia di sini. Nah Arnold, dia bakal datang juga, dia bakal desain menu savourie-nya, saya bakal jadi bagian bikin cocktail dan minuman, lengkap," tutur Ronald menjelaskan konsep dessert bar yang baru dibuka ini.
Ronald mengaku ini toko dessert pertama yang dibuka berpartner dengan saudaranya. Dia mengaku lumayan nervous dan deg-degan.
"So far it's gonna be okay, kita bikin pop up store, orang-orang pada datang support, very big support. Responsnya positif banget. Australia adalah negara yang benar-benar multikultur. You can almost find anything in the world in Australia," jawab Ronald kala ditanya respons toko dessert bar-nya.
Seperti kedua saudaranya, Arnold dan Reynold, Ronald juga pandai memasak. Uniknya, mereka semua, tak memiliki latar belakang pendidikan formal tata boga atau chef. Semuanya belajar memasak dengan otodidak.
"Saya sebenarnya nggak pernah bikin kue, baru 3 tahunan ini dari Mama, bikin kue. Sebelumnya saya hospitality gitu, bikin minuman, barista, sempat kerja di advertising juga. Nggak ada sama sekali, nggak ada pendidikan chef," tuturnya.
Namun, diakuinya, sejak kecil, dia dan adik-adiknya sudah tumbuh dalam dunia kuliner. Orangtuanya, terutama sang ibu, Ike Malada memiliki perusahaan kuliner pattiserie dan canapes alias spesialis dalam membuat kue-kue kecil, Art Plate di Sydney.
"Saya belajar hospitality tapi semuanya bisa masak sih, dari keluarga memang masak semua, mama punya restoran, mendarah daging kali, kita sekolahnya nggak ada yang sekolah masak sama sekali sih. Jadi dunianya dari kecil kaya hospitality gitu, it's a nature, dari kecil," ungkap dia.
Aneka kue di toko keluarga Poernomo di Sydney. (Foto: Hany Koesumawardani)
Ronald lantas bersedia membagikan tips bagi mereka yang berminat terjun ke dunia kuliner, meski tanpa latar belakang sekolah kuliner.
"Yang penting pengalaman sama niat, apalagi kalau mau jadi chef. Semua orang pikir mereka bisa masak, gampang. Ternyata masak itu nggak gampang sama sekali, kita liat kalau orang sudah ada degree bachelor, master, tiba-tiba ganti karier mau ikut chef masak atau apa, it's not easy ternyata, very-very hard work," ungkapnya.
Terjun ke dunia kuliner, harus siap lelah fisik dan mental. Passion saja tak cukup tanpa keahlian yang mumpuni.
"Di dunia hospotality sama chef, harus siapin diri, mental, fisik untuk capek. Harus ada passion sama skill. Punya passion doang tapi nggak ada skill percuma. Like us, kami kerja sudah hampir 18 jam sekarang," pesan dia.
"Mempersiapkan ini, kita kan juga ada pattiserie juga, production kitchen dan itu jalan terus, mulai jam berapa ya, kemarin selesai jam 4 pagi trus mulai lagi jam 7 trus sampe sekarang belum selesai di dapur," tandas Ronald yang saat itu sibuk mempersiapkan dessert bar mereka di daerah Chippendale, Kensington Street, Sydney.
*Dapatkan kesempatan memenangkan boneka beruang Bobbie, khas Australia, yang memiliki harum bunga lavender dengan menceritakan apa yang paling Anda sukai dari Australia. Caranya? Tulis di akun Twitter Anda dengan tag #JendelaAustralia. Ikuti akun @APlusIndonesia untuk mengetahui pemenangnya.