Koalisi Australia tawarkan beli perahu dan pengawas desa
Partai Koalisi akhirnya mengungkapkan rencananya mengenai kerjasama kawasan untuk menghentikan pencari suaka. Koalisi menganggarkan AUS$420 juta untuk mendukung kebijakannya termasuk membayar penduduk Indonesia yang memberikan informasi tentang pencari suaka dan membeli kapal yang akan disewa para pencari suaka.
Rencana itu juga mencakup peningkatan jumlah aparat kepolisian Australia (AFP) yang bekerja di luar negeri, untuk meningkatkan kemampuan SAR Indonesia serta menambah kekuatan pertahanan perbatasan Australia.
Pemimpin oposisi, Tony Abbott dan juru bicara imigrasi Scott Morrison menjelaskan secara rinci rencana mereka di Darwin setelah Abbott sepanjang pagi melakukan pertemuan dengan tentara dibarak Robertson.
Morrison mengatakan skema yang ada saat ini tidak mendapat cukup dukungan dari penduduk lokal di Indonesia.
"Kita ingin memiliki program yang menjangkau lebih dari 100 desa di Indonesia,” katanya.
"Kita perlu memberikan sarana untuk merangkul komunitas lokal di Indonesia supaya bisa mengimplementasikan kebijakan kita: misalnya memberikan tunjangan bagi pengawas di desa, menawarkan imbalan bagi informasi yang mengarah pada penangkapan dan penuntutan yang sukses, dan juga kesempatan untuk membeli perahu yang akan digunakan pencari suaka sebelum keduluan penyelundup dan menghentikan kapal itu meninggalkan Indonesia.”
"Kebijakan ini mampu menyelamatkan jiwa, menyelamatkan uang pembayar pajak dan dapat menghentikan perahu datang ke Australia."
Abbott mengatakan pihaknya akan mengalokasikan $20 juta untuk membayar kegiatan “pengawas desa” activities, tapi tidak menggambarkan untuk apa pemerintah membeli perahu atau informasi yang mengarah pada penangkapan pencari suaka yang hendak menyelundup ke Australia.
"Ini adalah jenis kerjasama yang akan dilakukan dilapangan oleh orang-orang kami di lapangan dalam kerangka kerjasama yang erat dengan Indonesia, "katanya.
"Yang penting adalah kita bisa menghentikan perahu pencari suaka. Dan cara ini lebih baik dan lebih masuk akal untuk menghabiskan uang kita di Indonesia daripada menghabiskan $12 juta untuk membangun pusat pemrosesan bagi mereka yang berhasil mencapai Australia."
Menanggapi rencana ini, Menteri Luar Negeri Federal, Tony Burke mengatakan kebijakan ini sebagai proposal yang gegabah karena disampaikan seolah-olah itu telah pasti akan diterapkan.
Menteri Burke juga mengatakan koalisi tidak bertanggung jawab karena membahas operasi rahasia di media serta menuduh oposisi tidak lebih dahulu meminta persetujuan dari negara-negara yang terlibat sebelum membuat pengumuman.
"Koalisi telah gegabah membiarkan kedutaan tahu pada menit-menit terakhir penyampaian rencana ini, tanpa mencari persetujuan, tanpa mencari kerjasama, tanpa mencari keterlibatan langsung dengan negara-negara lain dan itu adalah resep yang hampir bisa dijamin untuk gagal," katanya .
Toni Burke juga menyebut rencana membeli perahu sebagai kebijakan gila.
"Dari semua ide-ide gila yang saya dengar di imigrasi, saya pikir membeli perahu adalah ide yang paling gila. Dari perspektif imigrasi, skala kegilaan yang koalisi tawarkan sudah dipastikan takdirnya adalah gagal.” Ujar Tony Burke.
Pencari suaka akan langsung dikirim ke Nauru
Morrison mengatakan dibawah kebijakan koalisi, daripada mengirim pencari suaka ke Pulau Christmas, koalisi lebih memilih mengangkut pencari suaka tersebut dengan kapal komersil dan ditransitkan di negara lain. Dan dari sana, para pencari suaka itu akan diterbangkan ke Nauru atau Pulau Manus di Papua Nugini.
"Kita akan mengupayakan isu-isu tersebut melalui kerangka Bali Process, yang dipimpin Indonesia, untuk memastikan kita dapat mengindentifikasi tempat-tempat yang cocok dalam kerangka kerjasama tersebut. " kata Morrison.
"Ketika Kevin Rudd menjabat sebagai Menteri Luar Negeri yang berangkat ke Bali dan mengumumkan kerangka kerjasama perlindungan kawasan, yang kemudian menjadi magnet besar pencari suaka ke Indonesia. Karenanya menurut kami kita harus fokus pada pencegahan.” Lanjut Morrisons.
Sementara Abbott tidak merinci jelas apakah rencana kebijakan ini sudah dibahas dengan Indonesia sebelum diumumkan, Dia hanya mengatakan menghentikan perahu pencari suaka juga menjadi kepentingan Indonesia.
"Saya tidak memiliki alasan Indonesia tidak siap bekerja secara kooperatif dan konstruktif dengan kita,” ungkapnya.
"Saya tidak akan menjelaskan secara spesifik kepada siapa saja dan kapan rencana ini sudah saya bicarakan. Tapi saya percaya diri kebijakan ini akan berhasil. Saya yakin karena angkatan laut dan petugas bea cukai kita professional dan akan mampu melakukan langkah pencegahan di laut.”