ABC

Inilah Pembuat Payung Cantik Terakhir di Australia

Meski usianya tak lagi muda, Alicia Mora-Hyde masih terus membuat payung. Bukan buat menangkal air hujan, melainkan payung cantik dengan aneka motif. Wanita usia 74 tahun ini mungkin pembuat payung terakhir di Australia.

Alicia telah menggeluti profesinya itu sejak 1971 atau lebih dari 40 tahun silam. Sehari-harinya, ia masih bia dijumpai di workshopnya di Brendale, sekitar 20 km dari pusat Kota Brisbane.

"Saya masih terus belajar cara membuat payung. Bukankah kita seharusnya tidak pernah berhenti belajar," ujar Alicia saat ditemui ABC.

Ia terlahir di Chile, dan datang ke Australia di usia 17 tahun, dan tiba di Sydney untuk bekerja sebagai pengasuh anak. Kebetulan keluarga tempatnya kerja adalah pemilik pabrik payung.

Alicia Mora-Hyde telah membuat payung sejak tahun 1971. (ABC/Jessica Hinchliffe)
Alicia Mora-Hyde telah membuat payung sejak tahun 1971. (ABC/Jessica Hinchliffe)

 

Tentu saja lama-kelamaan ia pun mulai belajar cara membuat payung. Dan di tahun 2002, ia pindah ke Brisbane untuk membuay toko payungnya sendiri di daerah Brendale.

"Saya bahkan tidak punya payung saat pertama kali datang ke Australia," katanya.

"Saya sedikit banyak tahu bisnis payung, tapi jujur saja begitu banyak yang saya tidak ketahui. Rasanya menyesal juga saya tidak sempat bertanya tentang bisnis payung ini sebelum dia meninggal dunia," kata Alicia.

"Makanya, butuh lebih dari 40 tahun bagi saya untuk belajar menjalankan bisnis payung ini," tambahnya lagi.

"Saya masih terus belajar membuat payung," kata Alicia. (ABC/Jessica Hinchliffe)
"Saya masih terus belajar membuat payung," kata Alicia. (ABC/Jessica Hinchliffe)

 

Di Australia saat ini, tampaknya tak ada lagi pembuat payung. Memang ada berbagai tempat untuk memperbaiki payung, namun umumnya tempat seperti itu tidak membuat payung sendiri.

Alicia bahkan merasa bahwa mungkin dialah satu-satunya perempuan yang merancang dan membuat sendiri payungnya sejak awal hingga selesai.

"Saya satu-satunya yang tersisa," ujarnya.

Alicia membuat payungnya satu persatu mulai dari desain hingga pengerjaannya.

Mungkin karena pengalamannya itu, Alicia bisa menyelesaikan satu payung cantik biasa hanya dalam hitungan satu jam. Untuk payung cantik yang lebih detail lagi, biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu.

"Ada enam mesin yang diperlukan untuk membuat satu payung, dan kini tak banyak lagi yang memiliki mesin seperti itu," jelasnya.

Inilah workshop Alicia di Brisbane. (ABC/Jessica Hinchliffe)
Inilah workshop Alicia di Brisbane. (ABC/Jessica Hinchliffe)

 

Meski dengan bantuan mesin, namun untuk membuat payung dengan tangan seperti yang dilakukan Alicia membutuhkan bahan-bahan yang biasanya harus didatangkan dari luar negeri.

"Dahulu di Australia ada pembuat gagang payung dengan merek Australia. Namun kini tidak ada lagi jadi saya harus mencarinya dari negara lain," kata Alicia, seraya menambahkan, gagang payung itu dia beli dari berbagai negara Eropa.

Gagang payung cantik yang didatangkan dari Eropa. (ABC/Jessica Hinchliffe)
Gagang payung cantik yang didatangkan dari Eropa. (ABC/Jessica Hinchliffe)

 

Alicia Mora-Hyde mengaku tidak punya payung cantik favorit. "Saya telah membuat ribuan payung, jadi tidak ingat lagi yang mana yang paling saya sukai," katanya.

"Tetangga saya bilang, oh kamu suka payung-payung karena kami tidak punya anak. Mungkin mereja benar," tambah Alicia.

Mengenai fungsi dari payung-payung buatannya itu, Alicia memang mengaku bukan sekadar buat menangkal hujan. "Ini lebih tentang kecantikan," katanya.

"Mereka yang datang mencari payung buatan saya adalah mereka yang menghargai kualitas dan kecantikan," ujar Alicia.

Alicia Mora-Hyde menganggap payung buatannya sebagai karya seni. (ABC/Jessica Hinchliffe)
Alicia Mora-Hyde menganggap payung buatannya sebagai karya seni. (ABC/Jessica Hinchliffe)

 

Kini Alicia sudah mulai sakit-sakitan, namun dia mengaku masih ingin terus membuat payung sepanjang hayatnya.

"Saya tak lagi sekuat dahulu, namun saya tetap bekerja dan belum pernah mengalami masalah saat bekerja," katanya.

Bagaimana dengan ribuan payung buatannya, yang kini disimpan di workshopnya?

"Kalau saya mati, saya ingin dikuburkan bersama payung-payung ini," tuturnya.

"Semuanya," tambah Alicia lagi.