ABC

Australia Hibahkan Batik Yirkalla ke Museum Tekstil Jakarta

Kedutaan Besar Australia di Indonesia  menghibahkan batik Pekalongan Aborigin Yirkalla ke Museum Tekstil Jakarta. Hibah ini merupakan bagian dari perayaan Pekan NAIDOC (National Aboriginal and Islanders’ Day Observance Committee atau Komite Hari Peringatan Aborigin dan Penduduk Kepulauan) Australia.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson didampingi Seniman Aborijin pembuat lukisan Yirrkala, Nawurapu menyerahkan batik Yirrkala kepada Kepala Museum Textil Jakarta, Diah Damayanti (7/7).
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson didampingi Seniman Aborijin pembuat lukisan Yirrkala, Nawurapu menyerahkan batik Yirrkala kepada Kepala Museum Textil Jakarta, Diah Damayanti (7/7).

 
Batik Yirrkala yang dihibahkan ke Museum Textil Jakarta di Petamburan Jakarta Barat merupakan satu dari 15 helai kain batik yang dibuat oleh pengrajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah.
 
Kain batik Yirrkala ini merupakan bagian dari proyek kemitraan antara Pusat kebudayaan Yirrkala di Bumi Arnheim Timur Laut dan bisnis pembuatan batik tradisional di Pekalongan, yang disponsori oleh Program Seni dan Budaya Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
 
Proyek Batik Yirrkala ini selesai dikerjakan pada bulan Oktober 2014 lalu dan dipamerkan dalam ajang 'Indonesia Fashion Week' yang baru saja dilangsungkan di Jakarta akhir Februari lalu.
 
Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson pada acara penyerahan batik ini di Museum Textil Jakarta mengatakan dirinya berharap hibah batik ini dapat memperdalam hubungan antar-warga Australia – Indonesia serta dapat memupuk pemahaman yang lebih baik mengena penduduk dan kebudayaan Aborijin dan Kepulauan Selat Torres.
 
“Kain batik yang kami serahkan hari ini merupakan salah satu karya seni yang paling bagus yang saya lihat selama ditugaskan di Indonesia, dan saya dengan senang dan bangga menyerahkan batik ini kepada Museum textile,” kata Duta Besar, Paul Grigson ketika menyerahkan batik tersebut di Museum Textil – Jakarta Barat Selasa (7/7) sore.
 
“Ini merupakan bukti kerjasama yang sangat bagus antara Indonesia dan Australia dalam arti modern. Karena ini merupakan sesuatu yang baru sekaligus artistic, tapi disisi lain juga memiliki makna pertalian sejarah antara masyarakat di north east Arnheim Land  dengan masyarakat di Makasar.” Tambah Paul Grigson.
 
Kain batik Yirrkala dibuat dari lukisan kulit pohon 'bark' yang digambar oleh seniman Aborijin, Ronald Nawurapu Wununmurra (63), yang turut hadir dalam acara penyerahan batik ini di Museum Textile Jakarta.
 
Ronald Nawurapu dan cucunya di Museum tekstil Jakarta. Nawurapu meyakini nenek moyangnya memiliki hubungan dengan orang Makassar.
Ronald Nawurapu dan cucunya di Museum tekstil Jakarta. Nawurapu meyakini nenek moyangnya memiliki hubungan dengan orang Makassar.
 
Menurut Nawurapu,  pola di batik Yirrkala terinspirasi dari sebuah lagu Yolngu yang bercerita mengenai kisah pelaut Makassar yang selalu berkunjung ke kampungnya, di Arnheim Land, di Wilayah Utara Australia.
 
Beberapa artefak menunjukan kalau sebelum kedatangan Belanda dan Inggris di Indonesia dan sebelum kedatangan Inggris di Australia, ternyata sudah ada sejarah panjang antara warga Aborijin Australia dengan pedagang asal Makassar, Sulawesi Selatan. 
 
Didalam lagu yang melatarbelakangi lukisan Nawurapu itu menyebutkan tentang batu, uang, pisau, rokok  yang menunjukkan bahwa orang-orang Aborijin pernah melakukan hubungan dagang dengan orang-orang dari Makassar.
 
Motif segitiga dilukisan Nawurapu itu menurutnya melambangkan perahu merah yang digunakan pedagang asal Makassar ketika mengunjungi daratan Arnheim Land.
 
“Saya sangat senang bertemu warga Indonesia yang datang melihat batik saya dan ini batik yang sangat bagus. Saya membuat lukisan itu selama dua minggu, tapi mereka membuat batik ini selama 6 bulan, saya sangat senang karya saya dibuat dengan sangat teliti,” kata Nawurapu kepada wartawan Australia Plus di Jakarta, Iffah Nur Arifah.
 
Selama di Jakarta, Nawurapu juga sempat memberikan lokakarya kesenian dan lokakarya batik Aborijin untuk anak-anak pada Selasa pagi (7/7). Dan Nawurapu yang datang ke Jakarta ditemani cucu laki-lakinya ini juga akan mengunjungi Kota Makassar pada Rabu ini (8/7).
 
Diakuinya ini merupakan kesempatan yang sangat dinantikannya karena Nawurapu meyakini kalau dirinya memiliki hubungan nenek moyang dengan orang Makassar. 
 
Di Makassar, Nawurapu akan mengunjungi sejumlah tempat bersejarah yang memiliki kaitan dengan sejarah kedatangan pelaut-pelaut Makassar ke daratan Australia, seperti pelabuhan dan benteng di Makassar.
 
Sementara itu Kepala Museum Seni yang membawahi Museum Textile Indonesia, Museum Layang-layang dan Museum Keramik, Diah Damayanti mengaku sangat gembira menerima hibah ini.
 
Diah Damayanti mengatakan batik Yirrkala akan memperbanyak koleksi kain mereka yang kini berjumlah sekitar 2350 helai kain dari berbagai nusantara.
 
Menurut  Damayanti, sebelumnya museum textile juga pernah melakukan kerjasama kolaborasi batik dengan seniman luar negeri diantaranya seniman Jerman dengan pembuat batik asal Jogja, seniman Jepang dan juga Rusia.
 
Kedutaan Besar Australia di Indonesia mengaku sedang mempertimbangkan untuk membuat lagi proyek kolaborasi seniman Australia dengan pembuat batik dari Indonesia semacam ini.