Ilmuwan Australia Kembangkan Nano Memory Untuk Buat ‘Otak Bionik’
Para ilmuwan di Australia semakin mendekati dalam usaha membuat otak bionik setelah berhasil mengembangkan nano memory, chip yang bisa menyimpan informasi dengan cara kerja yang sama seperti otak sebenarnya.
Para peneliti di RMIT di Melbourne mengatakan alat ini 10 ribu kali lebih tipis dari sehelai rambut manusia, dan bisa meniru sistem otak yang begitu kompleks dengan berbagai syaraf yang ada.
Nano memory adalah langkah pertama dalam proses membuat jaringan neuron buatan. (Flickr)
Peneliti utama di kelompok ini Hussein Nili mengatakan membuat sel nano memory merupakan langkah pertama dalam proses membuat jaringan neuron buatan.
"Pengembangan sel nano memory ini merupakan syarat awal sebelum bisa membangun jaringan neuron buatan, yang nantinya bisa menyamai fungsi dan performa seperti otak sebenarnya." kata Nili.
Bila dalam alat digital penyimpan seperti USB, data yan disimpan dalam bentuk binari nol dan satu, maka sel nano memori ini bisa menyimpan informasi dalam berbagai bentuk karena analog.
Dr Nili memberi contoh digital dan analog ini dengan lampu yang menggunakan tombol tetap, dan lampu yang bisa diatur kekuatan sinarnya.
"Ketika kita menghidupkan lampu di rumah, kita bisa mematikan atau menghidupkan dengan tombol. jadi lampu mati atau hidup."
"Namun ada tombol dimmer, yang bisa mengatur seberapa terang lampu yang kita inginkan."
"Jadi ingatan analog bekerja seperti itu dibandingkan dengan ingatan digital."
""Jadi lebih fleksibel dalam arti berapa banyak informasi yang kita simpan dan fungsi apa yang kita dapat darinya."
Menurut Dr Nili, ini semua nantinya bisa mengarah ke pengembangan otak bionik, sehingga bisa membantu ilmuwan untuk belajar le bih banyak mengenai fungsi otak, tanpa harus melakukan eksperimen langsung terhadap manusia.
"Bila kita bisa membuat struktur otak di luar badan manusia, kita bisa mengerti otak lebih banyak, terutama untuk belajar mengenai berbagai hal yang terjadi di otak seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer's." katanya.
Walaupun masih jauh, teknologi ini di satu saat nanti bisa digunakan untuk mengganti bagian dari otak bagi mereka yang menderita kerusakan otak.
Penelitian RMIT ini dimuat di jurnal Advanced Functional Materials.