ABC

Satu Dekade Terakhir, Jumlah Warga Pribumi yang Dipenjara Naik 88%

Koalisi nasional yang terdiri dari lembaga hukum dan kelompok masyarakat meluncurkan rencana untuk mengurangi tingginya jumlah warga Aborigin yang berada dipenjara dan juga pusat penahanan remaja.

Data dari Biro Pusat Statistik Australia menunjukan jumlah warga Aborigin dan Torres Strait Islander yang dipenjarakan meningkat  88 persen selama satu dekade terakhir.
 
Koalisi Keadilan Nasional meluncurkan strategi untuk mengurangi jumlah warga Aborigin yang ditahan dalam sebuah event di Pusat Komunitas Masyarakat Aborigin Redfern di Sydney.
 
Kristie Parker, Direktur Koalisi Keadilan Nasional mengatakan pendekatan baru ini diperlukan untuk mengatasi masalah banyak warga Aborigin yang dipenjarakan.
 
"Sekarang telah tiba waktunya untuk perubahan… 24 tahun setelah dibentuknya Komisi Kerajaan untuk warga Aborigin yang tewas di penjara. Sudah lama sejak komisi itu terbntuk tapi tidak pernah terlambat untuk melakukan sesuatu,” katanya.
 
Parker mengatakan angka terakhir menunjukan situasinya semakin buruk.
 
"Remaja Aborigin dan Torres Strait Islander sekarang 24 kali lebih beresiko dipenjarakan dibandingkan remaja non pribumi,” katanya.
 
"Demikian juga dengan populasi perempuan Aborigin di penjara mencapai 34 persen dibandingkan populasi perempuan non-pribumi yang hanya sebanyak 2 persen saja,”
 
Salah satu aktifis dari Koalisi Keadilan Nasional ini, Shane Duffy mengatakan sebagian dari solusi yang ditawarkan dalam rencana aksi ini adalah peningkatan investasi untuk melakukan intervensi dini, program pencegahan dan keragaman strategi dan menyasar masalah-masalah yang memicu kejahatan di kalangan warga pribumi.
 
"Kami hendak mengatakan ; Ayo kita lebih cerdas mengelola anggaran, bagaimana jika anggaran yang dialokasikan untuk penjara kita alihkan untuk mendanai program seperti pelayanan bagi masyarakat, namun tetap dengan melibatkan warga Aborigin dan Torres Strait Islander  dalam pengambilan keputusan yang nantinya akan berdampak langsung pada hidup mereka,”
 
Situasi yang lebih buruk dialami para perempuan pribumi, yang mewakili lebih dari satu dari setiap tiga tahanan di penjara.
 
Vickie Roach, wanita pribumi asal Yuin besar dalam perawatan negara dan menghabiskan 10 tahun di dalam penjara.
 
Dia menyebut banyaknya warga pribumi yang dipenjara sebagai bencana nasional, karena menurutnya hal itu sangat membuat orang pribumi menderita.
Roach mengatakan dampak dari pemenjaraan juga dirasakan oleh keluarga para tahanan.
 
"Wanita yang bermasalah memicu kerusakan dan masalah pada  anak-anak mereka, begitu juga keluarganya ikut rusak, menciptkan masyarakat yang bermasalah dan pada akhirnya masalah dan kerusakan itu dialami oleh seluruh warga pribumi,” katanya.
 
Kampanye bertajuk The Change the Record  ini bertujuan menekan jumlah warga pribumi yang dipenjarakan hingga tahun 2040.
 
Kampanye ini meliputi 12 point rencana aksi yang mendorong pemerintah Australia untuk lebih banyak berinvestasi di sektor perumahan, pelayanan komunitas warga dan alternative lain daripada mengirim warga pribumi ke penjara.
 
Kampanye ini didukung oleh kelompok warga Aborigin,sejumlah lembaga hukum dan amal termasuk Oxfam Australia dan Amnesty International