ABC

Biji Kopi Indonesia Miliki Peluang Besar di Pasar Australia

Indonesia adalah produsen kopi keempat terbesar di dunia. Biji-biji kopi pilihan telah banyak diekspor ke beberapa negara, termasuk Australia. Kopi Indonesia semakin memiliki peluang besar di kota-kota di Australia, seiring dengan semakin terus meningkatnya penikmat kopi di benua kanguru.

Melbourne memiliki reputasi yang baik soal secangkir kopi. Ibu kota negara bagian Victoria ini tidak hanya dikenal dengan kultur meminum kopinya, tetapi juga terus berinovasi dalam hal menghidangkan secangkir kopi.

Tahun ini Melbourne kembali menggelar Pameran Kopi Internasional, atau Melbourne International Coffee Expo, di Melbourne Showgrounds, selama tiga hari (13-15/03/2015).

Dalam pameran kopi terbesar di Australia ini, lebih dari 100 partisipan yang terjun di industri kopi dari seluruh dunia memamerkan teknologi dan inovasi terkini dari proses biji kopi dan membuat kopi.

Sejumlah perusahaan kopi memberikan kesempatan para pengunjung mencicipi produknya. Foto: Erwin Renaldi.

 

Tak hanya itu, pameran ini pun menjadi kesempatan bagi para pelaku industri kopi untuk saling bertukar pikiran, memperluas jaringan bisnis, hingga jadi ajang untuk menjalin kerjasama dengan para petani kopi dari lebih 20 negara.

Sejumlah kompetisi seperti lomba membuat kopi, lomba menyangrai, juga digelar. Bahkan untuk pertama kalinya sebuah perusahaan kopi asal Jakarta, Tanamera memenangkan Australia International Coffee Awards di kategori roasting.

Menurut Clive Samuel, perwakilan dari Tanamera Coffee, Indonesia sebagai penghasil kopi terbesar keempat di dunia memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan pasar biji kopi ke pasar internasional.

"Kedepannya Indonesia pasti akan bisa menghasilkan produk kopi yang lebih baik dan terus semakin bersaing dengan produk dari negara lain," ungkap Samuel. Ia juga menambahkan kualitas biji-biji kopi pilihan asal Nusantara tidak kalah bersaing dengan kopi-kopi yang menguasai pasar Australia, yakni dari Costa Rica dan Etiopia.

Produsen mesin pembuat kopi memamerkan teknologi terbarunya. Foto: Erwin Renaldi.

 

Perusahaan Saman Estate Coffee yang menggunakan biji kopi pilihan dari Sumatera, terutama Aceh, adalah salah satu perusahaan yang mencoba lebih memperkenalkan biji kopi asal Indonesia.

 "Setelah tsunami, saya melihat banyak orang [dari negara lain] datang ke Aceh. Selain membantu korban, mereka juga jalan-jalan di Aceh dan menemukan bahwa ternyata kopi Aceh ini termasuk yang terbaik di dunia," ujar Teuku Syahrial, pemilik Saman Estate Coffee yang kini tinggal di Melbourne.

Dari sinilah kemudian Teuku melihat adanya potensi besar untuk membuka pasar kopi asal Aceh di Australia.

"Hanya dua atau tiga negara yang memproduksi kopi organik, tetapi salah satu biji kopi organik bisa ditemukan di Gayo, Aceh," jelas Teuku yang sudah empat tahun bergelut di industri kopi di Australia.

Menurutnya, kopi Aceh ini bisa bersaing dengan biji-biji kopi dari negara Guatemala, Kenya, Etiopia, yang banyak digunakan di Australia, khususnya Melbourne.

Teuku Syahrial, pemilik Saman Estate Kopi, yang pindah ke Melbourne untuk menjajaki bisnis kopi. Foto: Erwin Renaldi.

"Tantangannya adalah penetrasi market, karena di Australia, produsen kopi yang masuk hampir dari seluruh dunia," tutur Teuku kepada Erwin Renaldi dari ABC International. "Di Melbourne ini, hampir semua konsumennya mengetahui dan mengerti apa yang mereka minum, jadi mereka bisa tahu jika kualitasnya tidak baik."

"Karenanya jika kita telah berhasil masuk di pasar Melbourne, maka akan lebih mudah untuk lebih menguasai pasar kopi di Australia."

Dalam pameran ini juga, Teuku memperkenalkan kopi luwak, yang hanya ditemukan di Indonesia.

"Disini kopi luwak sebenarnya cukup kontroversi [karena berasal dari kotoran binatang], tapi semakin kontroversi, justru orang semakin penasaran mencobanya."

Tarian Saman ikut meramaikan pameran kopi internasional di Melbourne. Foto: Erwin Renaldi.

 

Dalam pameran ini pun, tarian Saman asal Aceh pun diundang oleh Saman Estate Coffee.

Enam penari Saman dari kelompok Saman Indomelb mampu menarik para pengunjung pameran.

"Saya belum pernah melihat tarian ini, sangat menarik, dan saya pun tadi mencoba kopi yang ternyata berasal dari Aceh yang rasanya sangat enak," ujar Alex salah satu pengunjung. 

Baik Steve dan Teuku mengaku kalau biji kopi asal Indonesia memiliki peluang yang terus berkembang untuk menguasai pasar Australia, karena kini penikmat kopi di kedua negara pun sudah banyak melakukan kunjungan dan bertukar ide dari segi bisnis, pemasaran, termasuk kedai-kedai kopi di Indonesia yang banyak terinspirasi dari Australia, terutama Melbourne.