ABC

Industri Pisang Australia Khawatir Dengan Serangan Jamur Panama

Sebuah perusahaan penghasil pisang besar di Australia meminta industri pisang untuk melakukan koordinasi guna mencegah menyebarnya wabah penyakit yang dikenal dengan nama  Panama Tropical Race 4 (PRT4).

Wabah penyakit jamur ini ditemukan di sebuah pertanian pisang di dekat Tully di selatan kota Cairns di negara bagian Queensland.

Pisang jenis Cavendish sangat rentan dengan jamur ini, dan timbul kekhawatiran akan munculnya kelangkaan pisang Cavendish karena 95 persen penjualan pisang di Australia adalah jenis Cavendish.

Salah satu perusahaan yang khawatir itu adalah Costa, meskipun sekarang pertanian mereka masih terbebas dari penyakit tersebut.

"Penting sekali petani dan insdustri bekerja sama, bahkan ketika penghentian pergerakan bibit dan pisangnya sendiri diberlakukan." kata Ben Franklin, manajer umum Costa Bananas di Tully.

"Di beberapa negara produksi pisang sangat terganggu karenanya, seperti misalnya Filipina dan China jadi kami sangat khawatir."
Contoh pohon pisang yang terkena penyakit jamur Panama (Sumber: Departemen Pertanian dan Pertanian Australia)

Costa adalah salah satu perusahaan penghasil pisang terbesar di Australia dengan nilai bisnis sekitar $ 900 juta. Mereka memiliki lahan 950 hektar di Queensland Utara, dengan produksi 6.500 ton Cavendish dan 1000 ton pisang jenis Lady Finger.

Costa Bananas memasok sekitar 10-15 persen kebutuhan pisang Australia dan sejauh ini sudah menerapkan keamanan bio ketat untuk perkebunan pisang Lady Fingers.

"Kami memiliki properti di Walkamin, dua setengah jam  perjalanan mengendara dari Tully, dimana kami menanam Lady Finger." kata Franklin.

"Tanaman ini rawan dijangkiti oleh jenis penyakit Panama lainnya, yang sudah pernah ditemukan di Queensland sebelumnya."

"Kami sudah membatasi pergerakan tanaman, mesin dan orang di kawasan tersebut."

Karena Australia tidak mengimpor pisang dari luar negeri, maka bila ada gangguan produksi maka akan sangat mempengaruhi harga.

Di tahun 2011, selepas Badai Yasi menghantam kawasan utara Queensland, sentra utama produksi pisang, harga pisang pernah naik menjadi $ 12 per kilo (sekitar Rp 120 ribu), padahal harga rata-rata sekitar 3-4 dolar.