ABC

Prihatin Nasib Anak dari Korban KDRT, Warga Canberra Sumbang Rp 731 Juta

Donasi untuk 3 anak Tara Costigan, ibu yang ditemukan tewas pada hari Sabtu (28/2), telah membanjir dan berasal dari berbagai komunitas di Canberra, hingga mencapai 72.000 dolar (atau sekitar Rp 731 juta) hanya dalam waktu tiga hari.

Teman Tara membuat sebuah situs untuk menggalang dana bagi anak-anaknya, setelah tubuh ibu 3 anak itu ditemukan di sebuah kompleks rumah di wilayah selatan Canberra.

Di situs itu tertulis: "Proyel ‘Danai saya' ini adalah tentang tiga anak yang telah ditinggalkan tanpa seorang ibu. Dua anak laki-laki dan seorang bayi perempuan kecil berusia satu minggu. Ibu mereka yang bernama Tara, meninggal dunia begitu cepat dalam sebuah insiden yang mengerikan."

Tara Costigan ditemukan tewas di komplek pemukiman di selatan Canberra pada hari Sabtu (28/2).

Berbicara setelah proyek itu dibentuk pada Senin (2/3), teman Tara, yakni Emma Luke, mengatakan, ia kewalahan terhadap dukungan dari masyarakat.

"Saya berharap itu akan jatuh ke anak-anak, mereka tak akan mendapatkan ibu mereka kembali, tapi sedikit uang bisa membantu," ujarnya.

Polisi mengatakan, Tara menderita cedera kepala parah dan ada kapak yang ditemukan di samping tubuhnya.

Ada adegan kemarahan dalam persidangan kasus Tara di Canberra pada pada hari Senin (2/3), dengan Marcus Rappel, 40 tahun, resmi didakwa dengan pembunuhan ibu berusia 28 tahun itu.

Ia juga menghadapi tuduhan penyerangan terhadap dua orang lainnya, dan pelanggaran perintah perlindungan.

Makin banyak orang lakukan KDRT

Sementara itu, Kepala Kepolisian Canberra mempertahankan undang-undang kekerasan dalam rumah tangga yang berlaku di wilayah itu, dan mengatakan, mereka kemungkinan yang terbaik di Australia.

Kasus ini datang setelah Layanan Krisis-Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Canberra mengatakan, pihaknya telah melihat lonjakan permintaan dukungan dan informasi dalam beberapa hari terakhir ini.

Kepala Polisi Rudi Lammers, mengatakan, Polisi di wilayah Canberra ACT menindak keras pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

"Di Canberra, kami mungkin memiliki beberapa hukum terkuat di negeri ini dalam urusan kekerasan rumah tangga," katanya.

Ia menambahkan, "Kami memiliki program intervensi kekerasan dalam rumah tangga. Semua anggota polisi saya terlatih sebagai responden pertama untuk menangani insiden kekerasan dalam rumah tangga."

Tapi Rudi menyatakan bahwa pelaporan tindak kekerasan dalam rumah tangga tak bisa menjamin keselamatan seseorang.

"Kami sebenarnya melihat semakin banyak laporan tentang orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Tapi saya harus mengatakan bahwa hukum kekerasan dalam rumah tangga tak akan menghentikan seseorang melakukan sesuatu yang sudah ia niati,” jelasnya.