ABC

Banyak Orang Salah Kaprah tentang Kondisi Tidur yang Normal

Menurut para ahli, aplikasi dan perangkat untuk melacak tidur dapat memicu insomnia pada beberapa orang. Mereka yang tak mengerti bahwa tidur normal melibatkan banyak momen terbangun singkat, kemungkinan mengalami resiko.

Aplikasi ponsel pintar dan beberapa perangkat yang bisa dipakai untuk melacak dan menganalisis pola tidur Anda, kini, sangat populer.

Meski demikian, menurut Yayasan Kesehatan Tidur Australia, meneliti data yang mereka hasilkan, bisa membuat sebagian orang sangat cemas akan kurangnya waktu tidur yang mereka miliki, dan ini justru memicu masalah tidur yang nyata.

Mereka yang menderita kecemasan, menemukan bahwa momen terbangun yang singkat secara cepat bisa berubah menjadi kondisi terjaga sepenuhnya, ketika Anda mulai mengkhawatirkannya. (Foto: iStockphoto)

Aplikasi yang menggunakan akselerometer di dalam ponsel Anda bisa mengukur berapa banyak Anda bergerak saat tidur dan memperkirakan waktu tidur Anda beserta kualitasnya. Pelacak tidur dalam bentuk teknologi jam tangan juga banyak dipakai.

Namun, Dr. Siobhan Banks, peneliti di Yayasan Kesehatan Tidur, mengatakan, penderita insomnia yang menemukan diri mereka secara kompulsif memeriksa statistik tidur dan khawatir tentang kurang atau tidaknya waktu tidur mereka, mungkin perlu untuk menghindari teknologi pelacak tidur sama sekali, atau hanya memeriksa data itu lebih jarang.

"Menyimak data tidur Anda bisa jadi menyenangkan dan bahkan mungkin memberi titik terang akan bagaimana Anda tidur, tetapi ada juga sisi negatifnya," jelas Dr Siobhan.

Sementara keakuratan aplikasi dan perangkat ini bisa bervariasi, data tidur yang bahkan akurat memiliki potensi untuk menimbulkan kecemasan pada orang-orang yang memiliki harapan tak realistis tentang bagaimana seharusnya mereka tidur, katanya.

 

Siklus 'roller coaster'

Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa sekitar 70% responden berpikir bahwa pola tidur normal tak melibatkan kondisi terbangun kapanpun pada malam hari.

Ketika diminta untuk merencanakan 'pola' tidur sepanjang malam, orang-orang ini menggambar bentu 'U' yang salah, yang mencerminkan gagasan bahwa setelah mereka tidur mereka tak seharusnya terbangun.

"Bahkan, tidur normal adalah sebuah siklus ‘roller coaster’ dari tidur nyenyak, tidur ringan dan momemn terbangun singkat yang berulang beberapa kali di malam hari," jelas ketua peneliti, yang juga psikolog masalah tidur dari Universitas Victoria, Profesor Bruck.

Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang siklus ini benar-benar bisa membantu warga Australia beristirahat lebih mudah, sebutnya.

"Kita tahu bahwa di segala usia, hal yang sangat normal untuk bangun beberapa kali di malam hari … Yang penting adalah untuk menyadari bahwa ini adalah normal dan tak khawatir akan hal itu," terangnya.

Mereka yang menderita kecemasan, menemukan bahwa momen terbangun yang singkat secara cepat bisa berubah menjadi kondisi terjaga sepenuhnya, ketika Anda mulai mengkhawatirkannya.

Pada saat-saat seperti ini, sangat penting untuk tidak melakukan hal-hal kecil seperti mengecek jam atau telepon dan justru lakukan sebaliknya, berguling dan mencoba untuk santai atas pikiran untuk kembali tidur, utara Profesor Bruck.

Yayasan Kesehatan Tidur mengungkapkan, perangkat dan aplikasi pelacak tidur tak semuanya buruk; alat ini bisa saja meningkatkan kualitas tidur Anda. Misalnya mereka mungkin membantu Anda melihat pola aktivitas di malam hari yang menyebabkan kurang tidur, dan menginspirasi Anda untuk agar tidur lebih awal.

Profesor Favid Hillman, ketua yayasan ini, mengatakan, sangat penting untuk diingat bahwa pelacak tidur adalah produk komersil yang belum menjalani evaluasi ilmiah yang ketat, sehingga mereka tak boleh diandalkan untuk memantau tidur Anda secara akurat.

"Jika Anda berpikir ada masalah, terlepas dari apa yang diinformasikan pelacak tidur, bicaralah dengan dokter Anda," ujarnya.