ABC

Nelayan Tasmania Petakan Pergerakan Cumi-Cumi di Perairan Australia

Pasangan nelayan asal Tasmania mencoba untuk membuat peta pergerakan cumi-cumi di kawasan perairan Australia, untuk mencoba menggiatkan kembali industri cumi-cumi yang sempat booming.

Cumi-cumi banyak disebut sebagai lumut di lautan oleh para nelayan di Australia, karena termasuk yang jumlahnya paling melimpah di laut.

30 tahun yang lalu perdagangan cumi-cumi berkembang pesat di Tasmania, dengan  produksi tahunan bisa mencapai 8.000 ton, dan permintaan terbanyak dari Jepang.

Debbie Wisby, adalah satu dari beberapa pengusaha cumi-cumi di Tasmania yang masih bertahan menjalankan bisnisnya. Bersama dengan suaminya, Glen, tahun lalu total hasil penangkapan cumi-cumi mencapai dua ton.

"Glen melaut hingga ke Victoria, dekat perbatasan dengan New South Wales," ujar Debbie. "Kami menghabiskan  $40.000 atau sekitar Rp. 400 juta untuk bahan bakar, dengan hasil dua ton cumi-cumi yang nilainya mencapai $6.000 atau sekitar Rp. 60 juta."

Dalam 30 tahun terakhir, industri cumi-cumi di Tasmania menurun. Foto: Flickr/ Chris Goldberg

 

Meskipun jumlahnya banyak, tapi sangat sulit untuk menemukan cumi-cumi. Debbie mengatakan beberapa minggu hanya untuk menjaring cumi-cumi.

"Saat kita pergi mencari tapi tidak ditemukan apa-apa, kita hanya harus terus bergerak," katanya.

Debbie dan Glen bekerjasama dengan Otoritas Penangkapan Ikan untuk mendapatkan data soal pergerakan cumi-cumi dalam 30 tahun terakhir.

Debbie berharap bisa menghasilkan peta kemana cumi-cumi bergerak sehingga bisa menarik lebih banyak orang untuk terjun ke industri penangkapan cumi-cumi ini.

Tapi, ia berharap proses pengolahan cumi-cumi tetap dilakukan di Tasmania.

"Ini adalah kesempatan luar biasa untuk mengolah cumi-cumi di Tasmania, karena menciptakan bisnis baru dan lapangan kerja," katanya.

Debbie juga mengaku untuk satu perahu, bisa menghasilkan hingga $1 juta atau sekitar 10 miliar rupiah, dengan enam orang pekerja yang dibutuhkan.

Sementara itu pihak pemerintah kota setempat menyambut baik rencana ini, karena banyaknya lapangan kerja yang hilang dari sektor kehutanan.