ABC

Australia, Negeri yang Pernah Dikenal Dengan Industri Bulu Dombanya

Jika tahun ini dirayakan sebagai Tahun Kambing atau Domba di Cina, Australia sebenarnya sudah memiliki sejarah lama soal keterkaitan dengan binatang berbulu ini.

Domba berbulu atau biri-biri memainkan peranan penting dalam perekonomian Australia.

Di tahun1894, ada ungkapan terkenal di Australia 'riding on the sheep's back' yang merujuk pada kemakmuran ekonomi Australia, yang saat itu berharap pada produk wol dari bulu-bulu domba sebagai komoditi ekspor selama 100 tahun.

Di tahun 1788, tercatat ada 29 domba di Australia. Di akhir tahun 1850-an jumlahnya mencapai 16 juta ekor; atau perorangnya memiliki sekitar 39 domba. Pada pertengahan 2014, angka tersebut mencapai lebih dari 72 juta ekor.

Sekitar 75 persen dari populasi domba di negara itu adalah  jenis Merino Australia yang terdiri dari Peppin Merino, South Australian Merino, Saxon Merino dan Spanish Merino.

Wol dari Merino Australia dianggap sebagai salah satu dengan kualitas terbaik di dunia. Bulu-bulu yang bagus ini dipengaruhi dengan perawatan, selain juga karena efek cuaca. 

Biri-biri jenis merino (Foto: ABC News)

 

Tetapi sejumlah peternak domba dan biri-biri juga menghadapi sejumlah tantangan.

Dalam kurun 1895-1902, Australia mengalami kekeringan terburuk, yang dikenal dengan istilah Federation Drough.

Selama kurun waktu tersebut, populasi domba Australia turun dari 106 juta di tahun 1892 menjadi 54 juta ekor di tahun 1903. Baru pada tahun 1926 populasi domba kkembali bertambah jadi 100 juta ekor.

Kondisi alam tersebut ternyata bukan satu-satunya yang menyebabkan industri domba di Australia menurun.

Ketidakstabilan ekonomi di Eropa pada akhir abad ke-19 menurunkan harga wol, sehingga para pemilik ternak mencoba mengurangi upah para pekerja pencukur.

Hal ini menyebabkan pemogokan yang dilakukan sebayak 1.891 pencukur. Kejadian tersebut menjadi salah satu dari perselisihan industrial pertama di Australia dan menjadi cikal bakal pembentukan Partai Buruh Australia.

Pencukuran bulu-bulu domba di kawasan Deniliquen, NSW. (Foto: The State Library of Victoria)

 

Mogok yang terjadi di tahun 1891 juga diyakini menjadi inspirasi lagu rakyat Australia,  Click Go The Shears. Sementara mogok yang terjadi pada tahun 1894 dipercaya telah mengilhami sebuah puisi yang diubah menjadi lagu, Waltzing Matilda.

Para peternak baru mendapatkan peningkatan setelah Perang Dunia Pertama, saat Pemerintah Inggris membeli jumlah wol dalam jumlah banyak dengan harga cukup tinggi di akhir tahun 1920-an. Saat itu, Australia memproduksi kira-kira setengah dari pasokan wol merino dunia.

Di tahun 1950 dan 1951, industri wol Australia mencapai puncaknya, berkat permintaan dari Pemerintah AS untuk keperluan seragam tentara yang terlibat dalam Perang Korea. Produksi wol telah mencapai 56 persen dari total nilai industri pertanian Australia.

Sayangnya, jaman keemasan industri wol di Australia tidak berlangsung lama. Pada awal tahun 1970-an, produksi wol turun sampai 15 persen dari nilai total produksi pertanian. Padahal saat itu jumlah domba mencapai 180 juta di Australia, atau mencetak rekor baru.

Pemenang Penghargaan Woolmark Prize di tahun 2014, perancang Rahul Mishra. (Foto: Supplied, Woolmark)

 

Konsumsi wol scara global telah menurun selama beberapa dekade terakhir, karena tidak mampu bersaing dengan kapas dan bahan sintetis yang lebih murah untuk diproduksi.

Untuk menanggapi penurunan permintaan produk wol, program Woolmark Prize diluncurkan untuk memberi penghargaan pada perancang mode dan fesyen yang menggunakan produk wol. Mereka yang pernah memenangkan penghargaan ini adalah Karl Lagerfeld dan Yves Saint Laurent.

Di tahun 2014, International Woolmark Prize dimenangkan oleh Rahul Mishra, desainer India yang pertama yang mendapat penghargaan tersebut.

Australia terus coba penelitian untuk kembangkan industri wol. (Foto: Laurissa Smith, ABC)

 

Sementara itu lembaga Australia Wool Innovation bekerja sama dengan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), untuk mencoba meningkatkan permintaan wol secara global.

Mereka melakukan penelitian dan pengembangan di berbagai bidang seperti struktur serat, komposisi dengan bahan lain, dan produksi yang ramah lingkungan.

Tidak hanya berguna untuk fashion, penelitian CSIRO tentang wol juga membantu mengembangan industri lainnya. Salah satu prestasi mereka adalah filter wol dari listrik yang digunakan dalam pendingin suhu (AC). 

Inspeksi bulu-bulu domba sebelum digunakan menjadi komoditi lainnya. (Foto: Brett Worthington, ABC)

 

Petani dan peternak di Australia seringkali mengikutsertakan domba dan biri-biri mereka pada sebuah kompetisi. Beberapa aspek yang dinilai adalah warga kelembutan, harga, dan tingkat kepadatan bulu-bulu domba.

Meski hari jaman keemasan industri bulu domba di Australia telah berlalu, kambing dan biri-biri tetap menjadi bagian penting dari ekonomi dan budaya Australia. Beberapa tempat, seperti Big Merino di Goulburn, New South Wales,

kemuliaan industri ovine Australia mungkin telah berlalu, wol dan domba tetap menjadi bagian penting dari ekonomi dan budaya Australia, dengan tempat-tempat seperti Big Merino di Goulburn, NSW dan  National Wool Museum di Geelong, Victoria, adalah beberapa tempat yang masih bertahan saat industri domba masih menjadi tulang punggung perekonomian Australia.