ABC

Selamat dari Voting, Karir Politik PM Tony Abbott Telah Cedera

Tony Abbott tetap bertahan dalam posisinya sebagai perdana menteri Australia setelah selamat dari upaya voting di internal Partai Liberal, Senin (9/2/2015) pagi di Canberra. Namun karir politiknya dinilai telah mengalami cedera.

Upaya voting terhadap kepemimpinan Abbott diusulkan dalam mosi yang disampaikan anggota parlemen Partai Liberal dari dapil Australia Barat Luke Simpkins. Usulan mosi ini yang kemudian diperkuat oleh anggota parlemen lainnya Don Randall.

Namun, sesuai aturan internal Partai Liberal, mosi itu sendiri harus divoting terlebih dahulu apakah akan diteruskan atau tidak.

Perdana Menteri Tony Abbott sebelum voting kepemimpinannya di Canberra, Senin (9/2/2015).

Hasilnya, dalam pertemuan yang dihadiri 101 dari 102 anggota Partai Liberal yang memiliki hak suara, 61 menyatakan menolak mosi dan 39 menyatakan menerimanya. 1 suara diberikan secara informal dan 1 anggota tidak hadir karena sedang cuti.

Philip Ruddock,  chief whip (semacam ketua dewan pembina) Partai Liberal, kepada media menjelaskan, hasil voting ini sekaligus mengakhiri desas-desus pergantian pimpinan Partai Liberal yang sekaligus pergantian perdana menteri.

PM Abbott sendiri dalam pernyataan usai voting menyebutkan ia ingin lebih fokus pada tugas-tugas pemerintahan daripada kegaduhan politik.

"Saya cinta negara ini dan saya akan melakukan yang terbaik untuk negara ini," kata Abbott.

Meskipun mosi ini ditolak untuk diterapkan, dan Abbott tetap bertahan sebagai perdana menteri, namun sejumlah kalangan internal Partai Liberal sendiri menilai karir politik Abbott telah mengalami cedera.

Voting atas mosi ini dilakukan secara tertutup, di tengah menurunnya preferensi pemilih Australia terhadap koalisi Partai Liberal dan Nasional.

Malcolm Turnbull yang disebut-sebut sebagai penantang terkuat Tony Abbott di internal Partai Liberal, justru lebih diunggulkan untuk memimpin partai itu.

Reaksi Partai Buruh yang beroposisi serta Partai Hijau secara garis besar menyatakan bahwa pergantian pimpinan partai berkuasa itu tidak akan membawa banyak perubahan.

Sebab, menurut pemimpin oposisi Bill Shorten, yang menjadi permasalahan justru adalah kebijakan-kebijakan pemerintaha koalisi Partai Liberal dan Nasional, yang banyak dikeluhkan oleh rakyat Australia.