ABC

Begini Cara Pemerintah NSW Cegah Remaja Aborigin Dipenjarakan

Pemerintah NSW mendirikan Pengadilan Koori pertama di NSW untuk menangani kasus pelanggaran hukum oleh remaja Aborigin. Pengadilan ini diharapkan dapat menurunkan jumlah remaja Aborigin yang dipenjarakan.

Sekitar 60 persen dari anak-anak muda pelanggar hukum yang ditahan di Pusat Peradilan Anak di New South Wales adalah warga Aborigin.
 
Untuk mengatasi hal ini otoritas New South Wales membentuk pengadilan Koori di Gedung Pengadilan Anak di Parramatta, Sydney Barat.  Pengadilan Koori adalah pengadilan yang khusus menangani perkara pelanggaran hukum yang dilakukan oleh warga Aborigin dan didesain dengan atmosfir lebih informal dari pengadilan biasa. 
 

Hakim magistrasi Sue Duncombe dan tetua Aborigin dalam pembukaan Pengadilan Koori NSW pertama di Parramatta, Sydney

 

Hakim Magistrasi Sue Duncombe mengatakan dirinya bertekad membuka pengadilan Koori ini karena menurutnya pendekatan hukum yang ada saat ini tidak bisa mencegah remaja Aborigin dipenjarakan.
 
"Mereka ditahan hanya karena mereka adalah anak-anak yang kurang beruntung saja, karena mereka tidak punya hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat di sekelilingnya sehingga akibatnya banyak dari mereka yang melanggar aturan," katanya.
 
"Saya sangat terkejut dengan fakta tersebut dan karenanya saya hendak membuat perubahan, saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, saya hendak memberikan mereka kesempatan untuk menunjukan kalau mereka bisa membuat perubahan bagi diri mereka sendiri," tambahnya.
 
Pengadilan Koori di Victoria telah berdiri tahun 1989 sementara New Zealand juga tercatat memiliki sistem serupa untuk remaja Maori yang melanggar hukum.
 
Berbeda dengan pengadilan anak pada umumnya, jika seorang anak Aborigin yang melakukan pelanggaran dihadapkan ke Pengadilan Koori, maka dia akam dihadapkan langsung dengan dua warga tetua warga Aborigin dan seorang hakim magistrasi.
 
Hakim magistrasi Duncombe mengatakan pengadilan ini akan mencari tahu alasan dibalik pelanggaran hukum yang membuat remaja Aborigin itu ditangkap.
 
"Remaja pelaku pelanggaran hukum itu tidak akan dihukum melainkan akan diwajibkan untuk menjalani program, kami hendak mengatakan, 'tunjukan kepada kami kalau kamu bisa melakukan perubahan dan bisa mencegah diri kamu sendiri dari masalah',"
 
Kehadiran Pengadilan Koori di NSW ini disambut baik para tetua adat warga Aborigin, sebagian dari mereka mengaku bersedia untuk ambil bagian dalam percobaan pelaksanaan kebijakan baru tersebut.
 
David Williams, dari suku Bundjalung di Utara NSW mengatakan dia ingin memberikan dukungannya bagi remaja-remaja yang terlibat dengan masalah hukum.
 
"Saya selalu menasehati remaja yang ada di sekitar saya kalau melanggar aturan itu tidak perlu orang yang pintar, siapa saja dapat melakukannya. Tapi jika kamu hendak berada disisi yang benar, saya selalu ada disini untuk menolong," katanya.
 
Masa uji coba Pengadilan Koori di NSW yang akan berlangsung selama satu tahun akan memberikan ruang bagi remaja Aborigin pelaku pelanggaran hukum untuk memilih program mana yang ingin mereka ikuti, dengan harapan program ini dapat menjauhkan mereka dari penjara.
 
Para tetua akan mengawasi apakah remaja pelaku pelanggaran hukum itu telah terputus komunikasinya dengan kebudayaan dan masyarakat mereka.
 
Mereka kemudian akan duduk dan berbincang dengan para tetua itu dalam suasana yang tidak formal dan bukannya harus berdiri di depan hakim magistrasi, 
 
"Jika Anda  melihat ada tetua Aborigin disana dan Anda melihat mereka secara langsung dan kemudian berpikir, " saya sudah katakan saya ini warga Aborigin tapi tetap saja saya harus berhadapan dengan tetua Aborigin dan saya  telah mengecewakan mereka', para remaja itu akan memiliki rasa tanggung jawab," kata Williams.
 
"Perasaan tanggung jawab itu sangat penting, karena ada konsekwensi yang telah dilanggarnya,"
 
Jika masa ujicoba ini dianggap sukses maka pemerintah negara bagian akan mempertimbangkan untuk mendirikan Pengadilan Koori di Bidura dan Campbelltown.