Warga Pribumi Marah Abbott Sebut Pemukiman Kulit Putih sebagai Momentum Menentukan Australia
Tokoh pribumi Australia termasuk pimpinan Dewan Penasehat Pribumi Perdana Menteri Australia marah dengan pernyataan Tony Abbott yang menyebut masa pemukiman warga kulit putih merupakan momentum yang menentukan dalam sejarah Australia.
Perdana Menteri Tony Abbott menyampaikan komentar itu ketika meluncurkan proyek 100 Momentum menentukan dalam sejarah Australia di Museum Nasional Australia di Canberra Jumat (29/0) kemarin.
"Kedatangan rombongan pertama pendatang kulit putih merupakan momentum menentukan dalam sejarah benua ini. Saya akan mengulang kembali pernyataan itu, kedatangan warga kulit putih untuk pertama kalinya merupakan momentum menentukan bagi sejarah benua ini,” kata Tony Abbott.
"Itu merupakan momentum dimana benua ini menjadi bagian dari dunia modern,”
Ucapannya ini langsung menuai kecaman dari Warren Mundine, pimpinan Dewan Penasehat Pribumi Tony Abbott sendiri.
"Memang itu adalah momentum yang menentukan, memang tidak bisa diperdebatkan lagi. tapi itu juga merupakan momentum yang sangat menentukan atas kehancuran kalangan warga pribumi,” kata Mundine.
Abbott mengatakan pemukiman warga Inggris di Australia telah menyediakan dasar landasan bagi Australia untuk menjadi masyarakat paling sejahtera di bumi.
Mundine mengatakan klaim itu juga benar, tapi tidak semua menuai manfaat dari kesejahteraan tersebut.
"Apakah itu berarti warga Aborigin telah ikut tersejahterakan dari proses tersebut?, tentu saja tidak” tegas Mundine.
"Kami bahkan tertinggal bermil-mil jauhnya dibandingkan warga Australia lainnya dan faktaa menunjukan saya tidak akan mungkin menduduki posisi saya sekarang ini jika warga Aborigin memang sudah sejahtera. Tidak akan diperlukan lagi Ketua Dewan Penasehat Warga Pribumi atau anggota dewan lainnya secara keseluruhan,” katanya.
PM tidak berbicara pada seluruh warga Australia
Pendapat Tony Abbott ini juga memicu kecaman dari sejumlah tokoh Aborigin lainnya.
Kepala Dewan Generasi yang Hilang di New South Wales dan ACT, Matilda House, mengatakan pendapat Perdana Menteri Abbott itu sangat tidak masuk akal.
"Menurut saya politisi itu tidak berpikir dulu ketika menggunakan kalimat tersebut,"kata House.
Sementara Wakil Ketua Kongres Nasional Penduduk Pertama Australia, Kirstie Parker, menyebut PM Tony Abboot tidak sedang berbicara pada semua warga Australia.
"Saya kira dia hanya sedang berbicara pada bagian tertentu dari masyarakat Australia. Dia tidak sedang berbicara pada seluruh warga Australia,” ungkap Kristie Parker.
"Itu sangat disesalkan karena itu menunjukan kemunduran,” katanya.
"Pendapat yang menekankan kalau Australia yang sesungguhnya, Australia asli, Australia yang baik dan modern bermula pada 1788, tentu saja itu pernyataan yang sangat menyerang warga Aborigin dan Torres Strait Islander."
Daftar 100 momentum paling menentukan bagi Australia disusun oleh enam orang sejarawan, termasuk Professor John Maynard, yang merupakan warga pribumi.
"Kami mengaku memang sedikit terusik dengan pernyataan khusus itu, namun menurut saya Tony Abbott bebas untuk mengungkapkan pendapatnya,” kata Maynard.
Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss mengatakan pemukiman warga kulit putih merupakan bagian penting dari sejarah Australia namun itu bukan hanya satu-satunya yang harus dibanggakan.
Menurut Warren Trust momentum tersebut mengubah negara Australia dengan cara yang dramatis, namun ia mengakui kontibusi dari populasi warga pribumi.
"Sebelumnya memang telah bermukim warga Aborgin di Australia. cara mereka merekam sejarah itu berbeda dari apa yang telah ada pasca terjadinya pemukiman warga Eropa, "katanya.
"Kita juga bangga dengan semua masa lalu kita."
Bukan kali ini saja ucapan Abbott menuai kecaman. Bulan lalu Abbott juga dikritik karena mengatakan Australia belum berpenghuni sebelum kedatangan Armada Pertama warga Inggris.
"Komentar itu sangat ofensif, meremehkan Masyarakat adat dan tidak benar," kata Senator Nova Peris.
Abbott juga menominasikan kelahiran Surat Kabar milik Rupert Murdoch ‘The Australian” pada tahun 1964 sebagai saat yang menentukan lainnya bagi Australia.
Profesor Maynard, yang merupakan Direktur Institut Wollotuka dari Universitas Newcastle, juga tidak percaya bagaimana pembentukan koran itu bisa masuk dalam daftar 100 momentum paling menentukan bagi Australia.
"Saya yakin kita semua bisa meletakkan 100 momentum paling menentukan itu dan kita semua memiliki perspektif yang berbeda tentang apa 100 momentum menentukan tersebut, tapi saya tidak akan pernah memasukan terbitnya surat kabar ‘The Australian’ dalam daftar itu," katanya.