Dunia Hari Ini: Perempuan Kembar di Australia Sama-sama Melahirkan Bayi Sehat

Anda membaca Dunia Hari Ini, rangkuman dari peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dalam 24 jam terakhir.

Untuk edisi hari ini, Kamis, 6 April, kami awali dengan kabar gembira dari Adelaide, Australia Selatan.

Ibu kembar sama-sama melahirkan

Perempuan kembar Marie Leicester dan Katelyn Gil, punya pasangan dan kehidupan masing-masing.

Tapi mereka hamil dalam waktu yang bersamaan, yang juga sama-sama merasa mulas, gatal kaki, dan tangan dan kaki yang begkak.

Pekan ini mereka melahirkan bayi, yang hanya berselang beberapa jam. Uniknya, berat dan panjang bayinya hampir sama.

Image: Wanita kembar Katelyn dan Marie bersama pasangan dan anak mereka. Bayi-bayi ini lahir hanya berselang beberapa jam di RS Ibu dan Anak di North Adelaide, Australia. Supplied: Laura Syme

"

"Ini suatu keajaiban dan pengalaman yang begitu indah," ujar Marie.

"

Tadinya mereka berpikir tidak akan bisa punya anak karena memiliki kondisi medis yang disebut dengan sindrom ovarium polikistik.

China kecam pertemuan AS-Taiwan

Image: Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy menyambut Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di California, Rabu (5/04/2023). AP: Ringo HW Chiu

Kementerian Luar Negeri China mengecam pertemuan antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy sebagai "tindakan kolusi" dan mengatakan akan mempertahankan kedaulatannya.

China mengancam akan mengambil tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya.

Kevin menjadi tokoh Amerika Serikat paling senior yang bertemu dengan Presiden Taiwan di AS selama beberapa dekade,

Ia menekankan perlunya pengiriman senjata ke Taiwan untuk menghadapi ancaman dari China.

"Kami akan terus mencari cara bagi rakyat Amerika dan Taiwan untuk bekerja sama mempromosikan kebebasan ekonomi, demokrasi, perdamaian dan stabilitas di Asia," ujarnya.

Inggris tampung pencari suaka

Image: Pemerintah Inggris berencana untuk menampung para pengungsi dan pencari suaka yang datang ke negara itu di dalam akomodasi yang dibuat di atas kapal tongkang. AFP: Bibby Marine Limited/UK Home Office

Inggris berencana untuk menampung 500 pencari suaka di kapal tongkang dengan alasan penghematan anggaran dan sebagai langkah pencegahan.

Menurut Perdana Menteri Rishi Sunak menampung pencari suaka di kapal tongkang akan menghemat dana dan mengurangi beban pada tempat penampungan di hotel.

Pemerintahan Konservatif ini juga mengajukan rencana untuk melarang klaim suaka oleh semua pendatang ilegal ke Inggris, serta bertekad memindahkan mereka ke negara ketiga seperti Rwanda.

Kapal tongkang yang akan ditempatkan di Pelabuhan Portland dan akan menampung pencari suaka dari kalangan pria lajang pada saat klaim suaka mereka diproses.

"Kami tidak bisa menghadapi situasi di mana kami menghabiskan £6 juta per hari untuk akomodasi hotel bagi para pencari suaka ilegal," kata PM Sunak.

Kondisi PLTN Fukushima mengkhawatirkan

Image: Rekaman yang diambil dari salah satu reaktor nuklir yang rusak akibat gempa di Fukushima dirilis hari Rabu (5/04/2023). AP Photo: Shuji Kajiyama

Rekaman bawah air salah satu dari tiga reaktor yang meleleh di Fukushima, Jepang, memicu kekhawatiran tentang ketahanan pembangkit listrik tenaga nukli (PLTN) ini jika gempa kembali terjadi.

Operator PLTN Tokyo Electric Power Company (TEPCO) merilis rekaman yang diambil oleh robot pekan ini, menunjukkan bagian luar alas beton setebal 120 sentimeter rusak berat meninggalkan tulangan baja yang terbuka.

Rekaman tersebut menunjukkan kemungkinan bahan bakar nuklir yang telah jatuh dari inti dan mengeras, menumpuk setinggi 40 hingga 50 sentimeter dari dasar ruang penahanan utama, kata juru bicara TEPCO Keisuke Matsuo.

Sekitar 880 ton bahan bakar nuklir cair yang sangat radioaktif tetap berada di dalam tiga reaktor.

Gubernur Fukushima Masao Uchibori mendesak TEPCO mengevaluasi tingkat ketahanan PLTN ini terhadap gempa dan memberikan informasi yang mudah dipahami dan serta mampu menghilangkan kekhawatiran penduduk setempat.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim untuk ABC Indonesia