Dunia Hari Ini: Manchester United Kalah 0-7 dari Liverpool karena ‘Tidak Profesional’
Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Senin 6 Maret.
Sejumlah peristiwa besar pilihan yang terjadi di berbagai belahan dunia dalam 24 jam terakhir telah kami rangkumkan untuk Anda.
Liverpool sudah menaklukkan Manchester United dengan skor telak 7-0, yang sekaligus kekalahan terburuk MU dalam lebih dari 90 tahun.
Ini akan menjadi topik utama kita hari ini.
Performa yang 'tidak profesional'
Hanya seminggu setelah menjuarai Piala Liga, kekalahan MU mencetak kekalahan terbesarnya di Liga Inggris yang juga adalah kekalahan terburuk di semua kompetisi.
Erik ten Hag, pelatih MU mengatakan performa klub-nya "tidak profesional".
"
"Sebagai sebuah tim, harusnya kita tetap bersatu. Dan itulah yang tidak kami lakukan. Ini juga yang membuat saya terkejut. Saya belum pernah melihat ini dari tim saya. Saya tidak merasa ini adalah Manchester United. Sangat-sangat buruk," ujarnya.
"
Sementara mantan pelatih MU, Roy Keane, mengatakan, "para pemain senior memalukan, karena tidak menunjukkan kemampuan memimpin sama sekali."
"Hari yang sangat berat bagi Man United dan syukurlah saya tidak pernah mengalami kekalahan seperti itu. Para pemain akan malu, ketika keadaan jadi sulit, mereka menghilang," ujarnya.
Kebakaran kamp pengungsi Rohingya
Kebakaran telah menghancurkan ribuan tempat perlindungan di sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Kamp nomor 11 di Kutupalong, Cox's Bazar, ini menjadi salah satu pemukiman pengungsi terbesar di dunia.
"
"Sekitar 2.000 tempat penampungan telah dibakar, meninggalkan sekitar 12.000 warga negara Myanmar yang terpaksa mengungsi tanpa perlindungan," kata Mijanur Rahman, komisioner masalah pengungsi di Bangladesh.
"
Ia menambahkan setidaknya 35 masjid dan 21 tempat belajar bagi para pengungsi ikut hancur, meski tidak ada laporan korban luka atau kematian.
Ribuan orang berunjuk rasa di Athena
Minggu kemarin, sekitar 10.000 pelajar dan pekerja kereta api turun ke jalanan kota Athena sebagai simpati, sekaligus berunjuk rasa akibat tabrakan kereta api yang menewaskan 57 orang pada pekan lalu.
Tapi unjuk rasa tersebut berakhir rusuh, setelah polisi melemparkan gas air mata dan granat berusaha membubarkan masa yang sempat melempari polisi dengan bola-bola api.
Protes dilakukan karena tabrakan kereta tersebut memicu kemarahan warga, selain desakan agar standar keselamatannya diperhatikan dengan baik.
"Kejahatan [kecelakaan kereta api] itu tidak akan dilupakan," kata salah satu pengunjuk rasa, sambil melepaskan balon hitam ke langit.
Banyak pelajar perempuan di Iran masuk rumah sakit
Menyusul semakin banyaknya siswi masuk rumah sakit di Iran, sejumlah orang tua melakukan protes karena ada kekhawatiran putri mereka jadi korban serangan racun.
Setidaknya ada 30 sekolah di 10 provinsi di Iran yang melaporkan muridnya mengalami gangguan pernafasan.
Penyakit ini pertama kali muncul di Qom, kota suci bagi umat Syiah pada bulan November.
Menteri kesehatan Iran mengatakan para siswi tersebut menderita serangan "racun ringan", sementara beberapa politisi mengatakan mungkin mereka menjadi sasaran kelompok Islam garis keras yang menentang pendidikan bagi perempuan.