Jajanan Pasar Yang Sudah Jarang Ditemui. Kamu Masih Ingat, Gak?
Smart Viewers, bicara perihal makanan khas Indonesia tidak akan pernah ada habisnya, ya! Hal ini tentunya karena Indonesia memiliki banyak sekali ragam jenis makanan, mulai dari makanan khas dari berbagai daerah hingga jajanan tradisional. Bahkan, beberapa jenis dan olahannya juga ada yang sudah terkenal hingga ke luar negeri, misalnya tempe dan rendang.
Namun dari beragam jenis makanan khas Indonesia, hal yang mencuri perhatian di masa kini adalah banyaknya ragam makanan hasil modernisasi zaman yang serba instan, seperti fast food. Karenanya di masa kini, makanan dan jajanan modern yang lebih kekinian cenderung lebih diminati karena bentuk visualnya yang lebih menarik dibandingkan makanan atau jajanan olahan tradisional.
Oleh karena itu, beberapa jenis jajanan tradisional atau jajanan pasar yang dahulu sangat mudah ditemukan, kini sudah jarang dan hampir langka sehingga sulit untuk menemukannya. Bahkan jajanan tradisional ini mungkin tidak diketahui oleh anak-anak jaman sekarang. Untuk itu, BINUS TV akan mengajak kamu bernostalgia sekaligus mengenalkan kelezatan jajanan tradisional yang dulunya sangat populer, namun telah sedikit ditemukan di masa kini. Simak informasinya dibawah ini yuk, Smart Viewers!
1. Clorot Khas Purworejo, Jawa Tengah
Bagi sebagian orang, Clorot merupakan nama yang aneh, bahkan sebagian orang lainnya mungkin masih awam dengan jajanan yang satu ini. Clorot merupakan makanan yang unik karna tampilannya yang menarik. Clorot dikemas dengan menggunakan daun kelapa muda yang dibentuk menyerupai terompet. Makanan khas Purworejo, Jawa Tengah ini memiliki tekstur yang kenyal dan manis menyerupai dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras yang ditambah sedikit tepung kanji, garam, kapur sirih, serta gula merah. Cara memakan clorotpun terkesan unik, sebab kamu cukup menekan bagian janur yang lancip, lalu kue clorotpun keluar dan siap disantap.
2. Kue Rangi Khas Betawi, DKI Jakarta
Dikutip dari laman Wikipedia, nama Rangi merupakan singkatan dari “Di garang wangi”. Hal itu dikarenakan kue rangi dibuat tanpa menggunakan minyak, sehingga dalam membuatnya perlu digarang sehingga memiliki aroma yang wangi. Kue Rangi memiliki rasa yang gurih dan manis, dengan adonannya yang terbuat dari campuran tepung kanji dengan kelapa parut yang digarang atau dipanggang dengan cetakan khusus di atas tungku yang ditutup agar cepat matang. Kue rangi ini lebih nikmat jika disantap dengan siraman saus gula merah, taburan gula kristal, atau gula halus.
3. Es Selendang Mayang Khas Betawi
Berbeda dari sajian es khas Indonesia lainnya, es selendang mayang memiliki ciri khas yaitu di dalamnya terdapat adonan bertekstur kenyal dan manis yang terbuat dari tepung sagu aren. Dikutip dari laman KEMDIKBUD (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan), sajian ini melambangkan kehangatan dan kemeriahan. Bahkan, nama “Selendang” tercipta karena bentuknya yang tersusun dari 3 lapisan berwarna hijau, putih, dan merah yang menyerupai selendang penari. Sedangkan kata “Mayang” berarti kenyal dan manis yang sesuai dengan tekstur dan rasa dari es selendang mayang. Sajian ini sangat kental dengan budaya Betawi, bahkan dahulu kala sekitar tahun 1990, selendang mayang biasa disajikan sebagai menu hidangan pada saat pesta pernikahan, menu takjil, atau acara hajatan yang bernuansa budaya Betawi.
4. Urap Jagung (Grontol) Khas Jawa Tengah
Urap jagung atau dikenal juga sebagai grontol, merupakan makanan unik yang memiliki bahan utamanya adalah jagung. Grontol hampir serupa dengan jasuke (jagung susu keju) yang mungkin masih banyak ditemukan pada masa kini. Jika jasuke dibuat dari biji jagung yang drebus kemudian dilengkapi dengan susu kental manis dan keju, grontol sendiri terbuat dari biji jagung kering yang diolah dan di proses hingga biji jagung merekah. Walaupun proses pembuatannya terbilang cukup panjang, namun jajanan ini dijual dengan harga yang murah loh, Smart Viewers!
Grontol biasanya disajikan dalam wadah mika dengan sendok daun kelapa atau dikenal juga sebagai sendok janur. Agar semakin nikmat disantap, grontol kemudian ditaburi kelapa parut, sejumput garam, dan gula kristal.
5. Ragam Es Khas Jaman Dulu
Dahulu kala sekitar era 1990-an hingga 2000-an, terdapat beragam pilihan jenis es krim yang murah meriah. Dikatakan murah meriah, sebab es tersebut terbuat dari bahan-bahan sederhana, salah satunya seperti es kul-kul yang terbuat dari buah-buah beku, seperti pisang, pepaya, anggur, mangga, dan buah lainnya yang kemudian dilapisi saus coklat.
Selain itu, terdapat pula ragam jajanan es serupa lainnya yang sangat terkenal pada jamnnya, seperti es potong dengan beragam rasa, es gabus, es mambo yang terbuat dari sirup atau teh manis yang dibekukan, es goyang, es serut cetak, serta beragam es lainnya yang mewarnai masa-masa sekitar era tahun tersebut.
6. Manisan Beluluk Khas Betawi
Beluluk yang merupakan jajanan khas Betawi ini memiliki warna merah mudayang menarik mata, dengan bahan utamanya adalah kolang-kaling. Rasanya yang manis, kenyal, dan legit sangat memanjakan lidah. pada jamannya, beluluk dijual oleh pedagang dengan memakai grobak kaca yang berkeliling kompleks. Beluluk juga sering dijadikan juga sebagai isian dalam sajian es, seperti es campur, es teler, ataupun es buah.
Dikutip dari laman Kompas, sajian ini seperti manisan pada umumnya. Hanya saja, beluluk dibuat dengan menggunakan buah kolang-kaling yang direndam menggunakan sirup yang memiiki warna dan rasa yang manus, seperti warna merah, hijau, kuning, atau warna lainnya yang mencolok mata. Menurut budayawan Betawi, Yahya Adi Saputra, menjelaskan bahwa warna beluluk yang mencolok mencerminkan karakter Betawi.
7. Getuk Khas Magelang, Jawa Tengah
Jajanan yang satu ini berbahan dasar singkong yang memiliki cita rasa legit, sedikit manis, dan gurih. Dikutip dari laman inibaru, awalnya jajanan ini dikonsumsi sebagai makanan pengganti nasi pada masa penjajahan Jepang. Bahkan, di Magelang jajanan ini begitu populer sampai dijuluki sebagai kota Getuk. Hal itu dikarenakan, pada jaman penjajahan kala itu, mayoritas warga bosan menyantap sajian singkong yang dibakar atau direbus, hingga akhirnya seorang warga mencoba membuat olahan berbahan dasar singkong yang kini kita kenal sebagai Getuk.
Getuk dibuat dengan mengupas singkong, kemudian merebusnya. Setelah singkong yang telah direbus matang, kemudian singkong tersebut ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling, kemudian diberi pemanis gula, dan pewarna makanan. Sebagai pelengkap, getuk biasanya disantap dengan taburan parutan kelapa menambahkan rasa gurih saat menyantapnya.
8. Kue Pancong Khas Betawi (Pukis khas Banyumas)
Kue pancong yang dikenal pada masa sekarang rupanya berbeda dengan kue pancong yang sebenarnya loh, Smart Viewers! Walaupun bentuknya serupa, namun kue pancong sendiri sebenarnya merupakan jajanan khas Betawi, yang terbuat dari campuran tepung beras, santan, garam, gula pasir, dan kelapa parut. Kemudian di panggang dalam cetakan khusus dan ditutup hingga matang. Kue pancong khas betawi juga disajikan dengan taburan gula putih atau gula merah.
Sedangkan kue pancong yang dikenal saat ini sebenarnya adalah jajanan khas Banyumas yang bernama kue pukis. Kue pukis terbuat dari tepung terigu, telur, santan, ragi, dan gula pasir. Karenanya, kue pukis memiliki cita rasa yang cenderung manis dan tekstur yang lebih lembut dan ringan.
9. Gulali Tiup
Dari sekian ragam gulali khas Indonesia, salah satunya jenis gulali yang berkesan terutama sejak tahun 1990-an hingga 2000-an adalah gulali tiup. Jajanan ini terbuat dari gula kristal putih yang dijadikan karamel hingga dapat dibentuk beraneka ragam yang menarik. Karena dapat dibentuk sesuai yang kita inginkan, gulali ini sering dibuat menjadi bentuk bunga mawar, kuda laut, bentuk ayam, hingga yang paling dikenal adalah bentuk balon tiup.
10. Putu Ayu Khas Jawa Tengah
Kue putu ayu merupakan makanan yang bertekstur ringan dan lembut dengan wangi pandan yang harum. Kue ini juga memiliki cita rasa yang cukup manis, sedikit asin, dan gurih yang berasal dari taburan parutan kelapa pada bagian atasnya. Kue putu ayu ini berbeda dengan kue putu yang biasanya dijajakan mengelilingi rumah-rumah, dengan bunyinya yang khas, yaitu “tuuuuuut!”. Perbedaan keduanya terletak pada bahan pembuatannya, dikutip dari laman Sonora dan IDN TIMES, kue Putu terbuat tepung beras, air daun suji, gula merah, daun pandan, kelapa parut yang kemudian dicetak dalam cetakan bambu. Sedangkan, kue putu ayu dibuat dengan bahan dasar yang menyerupai bolu kukus.
Wah, setelah membahas berbagai jajanan jaman dulu, sepertinya membuat kita rindu ya dengan masa kecil! Smart Viewers, meskipun jaman sudah semakin modern dengan segala perubahannya, semoga pembahasan kali ini semakin mengingatkan kita untuk terus melestarikan dan mengingat tentang makanan tradisional yang menjadi khas Indonesia. Karena makanan khas Indonesia juga salah satu budaya yang harus tetap dilestarikan di masa kini.