CSIS Temukan 9.545 Ujaran Kebencian Di Media Sosial
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan 9.545 ujaran kebencian terhadap kelompok Syiah, Ahmadiyah, dan Tionghoa di media sosial.
Ujaran kebencian tersebut menurut data CSIS, sebagian besar terjadi pada pertengahan Februari 2019, Januari 2020, dan Juli 2021. Ujaran kebencian yang paling banyak mendapat respons dari warganet yaitu ujaran kebencian terhadap Thionghoa dengan 28.933 disukai, disusul Syiah dengan 4.992 disukai, dan Ahmadiyah dengan 513 disukai.
Direktur Eksekutif CSIS Philips Vermonte mengatakan ujaran kebencian yang tidak dapat dikontrol dapat menimbulkan konflik di masyarakat atau negara. Karena itu, lembaganya membuat aplikasi sistem informasi atau dashboard tentang ujaran kebencian (hatespeech.csis.or.id.)
“Hatespeech ini berkembang jauh lebih pesat belakangan terakhir difasilitasi teknologi, misalnya media sosial. Kita melihat indikasi meningkatnya hatespeech di platform online yang masih susah kita mitigasi,” jelas Philips Vermonte dalam diskusi daring, Rabu (18/8/2021).
Sementara konten ujaran kebencian sebagian besar didominasi tanpa video dan tautan sebanyak 77,07 persen, disusul konten video dan tautan 16,8 persen, dan konten tautan 6,13 persen.
CSIS berharap sistem informasi yang dibangunnya itu dapat bermanfaat bagi publik, peneliti, serta kementerian dan lembaga sehingga dapat memitigasi potensi konflik di masyarakat.
Editor: Mus