FDA, CDC Cabut Penghentian Sementara Vaksin Johnson & Johnson
Pemberian vaksin COVID-19 Johnson & Johnson di Amerika kembali dilanjutkan setelah Komite Imunisasi Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dalam pertemuannya pada Jumat (23/4/21) waktu Amerika atau Sabtu waktu Indonesia, mencabut “penghentian sementara”
Penghentian sementara pemberian vaksin itu diterapkan secara luas minggu lalu setelah ditemukannya enam kasus pembekuan darah langka dan parah di AS pada orang yang telah mendapat suntikan vaksin itu.
Pada 13 April lalu, CDC seperti dikutip VOA Indonesia, dalam pernyataan bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, merekomendasikan jeda penggunaan vaksin, “sebagai tindakan ekstra hati-hati”. Tujuannya untuk memberi para ahli kesempatan memeriksa kasus pembekuan darah serta melihat kalau ada kasus tambahan yang ditemukan.
Enam kasus pembekuan darah yang sebelumnya teridentifikasi – dari tujuh juta dosis vaksin yang diberikan – terjadi pada perempuan berusia antara 18 dan 48 tahun. Mereka mengalami beberapa gejala, sebagian besar sakit kepala, enam hingga 13 hari setelah vaksinasi. Seorang penerima vaksin, perempuan asal negara bagian Virginia, meninggal pada bulan Maret.
Editor: Mus