ABC

Tunawisma di Australia Selatan Sempat Dirumahkan di Hotel, Tapi Kini Terancam Diusir

Seorang pemilik hotel di Perth, ibukota Australia Barat mengatakan dia terpaksa harus mengusir warga tunawisma, termasuk keluarga muda dan ibu hamil, karena Pemerintah Western Australia (WA) menolak membayar akomodasi mereka.

KP tunawisma hotel

  • Tunawisma yang sebelumnya berkemah di pusat kota Perth sudah berada di hotel selama tiga minggu
  • Pemerintah mengatakan kamar hotel dipesan oleh “aktivis” sehingga mereka yang harus bayar
  • Pemilik hotel mengatakan ia harus mengeluarkan uang hingga lebih dari Rp400 juta

Bulan lalu, Pemerintah WA memindahkan warga tunawisma yang sebelumnya mendirikan tenda-tenda di Pioneer Park di kawasan Fremantle ke akomodasi alternatif, termasuk hotel, karena meningkatnya tekanan publik.

Pemilik Perth City Apartment Hotel, Eddie Kamil, mengatakan para warga tunawisma tiba pada akhir Januari, setelah tenda-tenda mereka dibongkar.

Eddie mengatakan ia mendapat kesan jika biaya akan dibayar pemerintah, karena ada beberapa tunawisma yang sudah menginap di hotel miliknya.

Dia mengatakan orang-orang yang tinggal di 11 kamar telah tinggal selama lebih dari tiga minggu secara gratis dan ia tidak bisa lagi menanggungnya.

“Hari ini, 17 Februari, kami harus meminta mereka pergi. Kami sebenarnya tak mau melakukan ini,” katanya dalam pernyataan.

“Di antara mereka ada keluarga muda, orang berkursi roda, ibu hamil, dan satu perempuan yang melahirkan minggu lalu. Mereka tidak punya tempat tinggal lain.”

Kamar ‘dipesan oleh aktivis’

Premier WA Mark McGowan mengatakan pemerintah tidak membayar, karena kamar telah dipesan oleh “aktivis”.

“Kamar-kamar itu tidak dipesan oleh pemerintah WA,” kata Premier McGowan.

“Jika para aktivis memesan kamarnya, mereka harus menanggung biaya itu.”

A close-up photo of Mark McGowan.
Premier Mark McGowan mengatakan kamar-kamar hotel dipesan oleh "aktivis".

ABC News: Jacob Kagi

“Yang jelas beberapa aktivis terlibat, dari kelompok Extinction Rebellion dan kelompok anarkis semacam itu, ikut campur dalam proses itu dan menyebabkan keadaan ini,” katanya.

“Mereka telah mengeksploitasi orang-orang yang rentan. Kami hanya berusaha membantu orang. Kami akan terus membantu orang sesuai dengan kebutuhan.”

Pemerintah harus ‘menghormati janji’

House the Homeless WA, sebuah kampanye yang didirikan pada tahun 2020 dan diluncurkan oleh sekelompok pendukung perumahan jangka panjang, telah mendukung warga tunawisma yang sebelumnya berkemah.

Juru bicara Jesse Noakes, sebelumnya pernah jadi juru bicara Extinction Rebellion, mengatakan dia tidak pernah memesan kamar untuk tunawisma di hotel.

Namun, dia mengatakan telah membawa dua orang ke sana, seorang perempuan yang hamil tua dan seorang pria yang sangat sakit, karena khawatir akan kesejahteraan mereka, berdasarkan perjanjian informal dengan hotel.

A series of one-man tents are pitched in front of two temporary gazebos serving food.
Ada tekanan dari warga soal tenda-tenda yang ada di Pioneer Park yang ditinggali oleh tunawisma.

ABC News: Keane Bourke

Dia mengatakan sejak itu, akomodasi salah satu orang sudah dibayar oleh pemerintah.

“Pemerintah memberikan jaminan yang jelas akan menampung semua orang yang sebelumnya berkemah di Fremantle,” kata Jesse.

“Saya berharap pemerintah akan menghormati janji itu.”

Pemesanan tidak jelas

Eddie mengatakan selama beberapa tahun hotel tersebut telah menerima klien melalui berbagai penyedia layanan tunawisma, termasuk Department of Communities, Wungening Aboriginal Corporation, RUAH, Uniting WA.

Dia mengatakan kedatangan warga dari perkemahan di Fremantle dimulai tanggal 23 Januari ketika kemah-kemah dibongkar pihak otoritas.

“Kami telah berbicara setidaknya setiap hari sejak saat itu dengan pihak departemen, Wungening, dan penyedia layanan lain untuk memastikan rincian pemesanan ini,” katanya.

“Semua pemesanan, termasuk kelompok dari Perth Tent City, cukup samar dan baru dikonfirmasi setelah bolak-balik berhubungan dengan departemen dan yang lainnya, serta banyak permintaan pembayaran.

“Kami dikunjungi setiap hari oleh staf pemerintah serta staf dari Wungening dan Uniting WA. Mereka telah berkomunikasi dengan semua tamu kami, dan beberapa kali memberikan voucher makanan kepada penghuni setiap kamar.”

Tents pitched under trees at a park in Fremantle.
Pemerintah Australia Barat mengatakan mereka sudah menawarkan warga tunawisma dengan akomodasi yang sesuai.

ABC News: Herlyn Kaur

Pemilik hotel keluarkan uang sendiri

Dalam konferensi pers, Eddie menolak klaim Pemerintah jika pemesanan telah dibuat oleh “individu” dan mengatakan dia telah berbicara dengan “sekitar 30” orang dari departemen, Wungening dan Uniting WA mengenai pemesanan tersebut.

“Saya tidak bisa mengawasi siapa yang melakukan apa, dan tampaknya semuanya berkata, ‘baiklah, kami akan membayar’, dan kemudian tidak membayar,” katanya.

“Saya benar-benar tidak tahu, jadi saya menyerahkannya pada pemerintah untuk menyelesaikannya.

Eddie mengklaim tagihan $37.000 [lebih dari Rp400 juta] belum dibayarkan kepadanya dan dia kecewa otoritas belum menanggung tagihan itu.  

“Orang-orang ini perlu perhatian khusus, tapi pemerintah tidak mengakui mereka.”

Premier McGowan mengatakan pihak Pemerintah akan bekerja sama dengan orang yang mungkin dipaksa keluar dari hotel dan kembali ke jalanan.

“Kami akan terus membantu orang sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.

“Tapi seharusnya mereka juga bekerja sama dengan kami.”

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporan dalam bahasa Inggris