BERKELILING MENGENAL DESA TRADISIONAL BALI AGA
Trex tour bekerjasama dengan Buhsa dan akademisi dari Universitas Pendidikan Ganesha sebagai implementasi dari kegiatan pengabdian masyarakat, serta didukung seutuhnya oleh Organisasi Buleleng Homestay Asosiasi menyelenggarakan live virtual tour sebagai inovasi realistis utuk membanu memberitakan potensi heritage desa tradisional Bali Aga. Trex tour dan Buhsa juga memberikan support kepada UMKM untuk mengobati para wisatawan yang ingin berpergian namun terkendala ditengah pandemi. Virtual tour ini juga dapat menunjang program fisik baik dari segi pariwisata dan leisure management. Acara ini juga di moderatori oleh Nyoman Dini Andiani sebagai Pemerhati Pariwisata sekaligus Ketua Buhsa Atau Buleleng Homestay Association.
Rumah Adat yang disambangi adalah Rumah Adat Bale Gajah Tumpang Salu di Desa Sidatapa yang disampaikan oleh Wayan Ariawan. Desa Sidatapa memiliki rumah adat yang bernama rumah adat Bale Gajah Tumpang Salu, yang artinya rumah yang bertingkat menyimpan ilmu pengetahuan. Struktur Rumah Adat Desa Sidatapa sendiri memiliki beberapa ruangan, pertama Utama Mandala yaitu ruang paling utama, ruangan ini tidak boleh dilakukan ambil gambar atau foto dan bagi para tamu yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan untuk memasuki ruangan. Selanjutnya adalah Madya mandala yang merupakan ruang tengah dan Nista Mandala yang merupakan tempat para tamu.
Selanjutnya tour dilanjutkan ke Rumah Adat Bandung Rangki di Desa Pedawa, yang memiliki arti yaitu suatu rumah yang memiliki ciri-ciri yaitu zonasi yang saling berhadapan. Rumah Adat di Desa Pedawa juga masih sangat tradisonal dengan sudut-sudut rumah yang memiliki barang tradisional.
Kemudian tour ditutup dengan menyambangi Rumah Adat Saka Roras yang berada di desa Songan. Rumah Adat Saka Roras terdiri dari dua suku kata, yaitu Saka dan Roras yang memiliki arti rumah dengan 12 pilar. Material yang digunakan adalah atap yang terbuat awalnya dari alang-alang, di tahun 80an sudah diganti dengan seng. Rumah Adat Saka Roras juga dikokohkan dengan kayu sendi yang tahan akan gempa. Rumah Adat Saka Roras sendiri sudah berumur kurang lebih 200 tahun.
Masyarakat Suku Bali Aga memang masih menjaga kebudayaan dan tradisi yang telah dilaksanakan turun-temurun. Bukan hanya itu, masyarakat Bali Aga kerap memiliki ritual keagamaan khusus yang kerap dilangsungkan dengan frekuensi yag tinggi. Meski sangat menjaga kebudayaan dan tradisinya, masyarakat Suku Bali Aga tentunya sangat terbuka dengan para wisatawan yang ingin berkunjung ke desa tersebut.
-
Nyoman Dini Andiani Terimakasih atas tulisannya sangat menarik...namun masih banyak typo contoh Nista mandala bukan Disemandala