Atasi Tekanan Psikologis akibat Jaga Jarak atau Physical Distancing
Physical distancing atau yang sering juga disebutkan social distancing yang tejemahannya adalah jaga jarak, yang tujuannya untuk mencegah penyebaran covid-19, bisa memicu tekanan psikologis, memunculkan kecemasan, dan sejenisnya.
Apalagi selama di rumah, kita selalu mendapatkan informasi tentang dampak virus corona yang semakin meluas dengan jumlah korban yang semakin bertambah banyak. Informasi tersebut, seringkali justru menambah kepanikan dan tekanan psikologis bagi yang membaca atau menerima informasi.
Berikut sejumlah langkah atau tindakan yang bisa diambil selama physical distancing agar terhindar dari rasa kecemasam dan tekanan psikologis, yang diolah dari berbagai sumber.
Pertama, manjakan Diri. Centers for Disease Control Prevention (CDC) Amerika Serikat seperti dikutip dari Kata Data.com, memaparkan, langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jiwa adalah melakukan kegiatan yang membuat tubuh dan pikiran nyaman. Hal ini penting, terutama bagi yang sedang melakukan isolasi mandiri.
Contoh kegiatannya seperti menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan mengakses konten positif di media sosial. Sebaiknya Anda menghindari melihat konten yang berhubungan dengan pandemi corona supaya tidak menjadi semakin stres.
Kedua, bijak sikapi informasi. Salah satu pemicu stres adalah kondisi yang penuh ketidakpastian. Di era perkembangan teknologi, kondisi ini lebih sering muncul dari penyebaran informasi yang terlalu banyak dan beragam.
Mengutip dari psychologytoday.com, di tengah arus informasi tentang Covid-19 yang terus berkembang, penting untuk terus memperbaharui sumber berita terpercaya dan akurat. Dengan begitu, tidak perlu repot-repot melakukan pengecekan fakta atau membaca banyak berita.
Ketiga, Perbanyak komunikasi dengan keluarga. Bagi sebagian orang yang tinggal sendirian, melakukan social distancing dapat membuat perasaan kesepian berlebihan. Untuk mencegah hal ini terjadi, CDC menganjurkan agar orang tersebut tetap menjaga komunikasi jarak jauh dengan orang lain.
Keempat, jaga kesahatan. Mentalhealth.org menulis, melindungi kesehatan mental juga dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Walau berada di rumah, tetap ingat untuk selalu mencuci tangan. Gunakan sabun dan air mengalir, sambil menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk memastikan cuci tangan dilakukan selama 20 detik. Terapkan kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali dalam satu hari. Jika memungkinkan, semprotkan cairan disinfektan pada benda-benda di rumah yang permukannya paling sering disentuh.
Sementara itu ahli ilmu saraf yang Emiliana Simon-Thomas, yang mengajar ilmu kebahagiaan di kursus edX yang dikutip dari BBC.com, menyampaikan tiga tips utama menjadi bahagia:
1.Kesadaran diri
“Hanya butuh lima menit untuk merasakan sensasi di tubuhmu, sensasi di sekitarmu…benar-benar rasakan di saat kamu masuk dalam, berusaha untuk tidak menyerah pada pandangan konstan ke depan dan ke belakang.”
2.Terhubung dengan orang lain
“Menghabiskan waktu secara sengaja berbincang dengan orang lain tentang pengalaman Anda, tentang pengalaman mereka, dan jika Anda bisa, cerita kejadian yang baik. Sulit memang untuk tidak merasa khawatir, namun kamu bisa tanya seseorang – apa yang Anda nikmati hari ini? Apakah dengan mandi pakai air panas? Pembicaraan apa yang menarik dan video apa yang Anda tonton yang benar-benar menyentuh dan menginspirasi?'”
3. Berlatih untuk bersyukur
“Coba untuk menuliskan kejadian-kejadian baik dan siapa yang ada dalam cerita itu. Terkadang mereka bukan pasangan atau tetangga Anda, tetapi seseorang yang tidak Anda kenal, yang mungkin telah memanen buah yang Anda makan. Benar-benar gali ke dalam perasaan kita tentang kemanusiaan saat ini, itu sangat penting dan cara kita untuk mengenali potensi [kita] untuk mengatasi tantangan ini sebagai komunitas.”
Editor: Mus2020