ABC

Terdiagnosa Kanker, Pencinta Binatang ini Susun Masa Depan Peliharaannya

Sepasang suami istri asal Tasmania telah mengabdikan hidup mereka untuk menyediakan makanan dan tempat perlindungan bagi 400 binatang terlantar. Namun saat diagnosa kanker dijatuhkan kepada sang istri, masa depan tempat perlindungan binatang ini seketika menyita perhatian kedua pasangan tersebut.

Kawanan kelinci di tempat perlindungan binatang milik Brett dan Jacqui Steele.
Properti milik Brett dan Jacqui Steele adalah rumah bagi tempat perlindungan binatang, bernama ‘Big Ears’, seluas 10 hektar yang menampung berbagai jenis hewan mulai dari keledai, kalkun, hingga marmut dan kelinci.

Tiga tahun lalu, Jacqui terdiagnosa kanker payudara stadium akhir, yang memaksa ia dan suaminya memikirkan rencana kepengurusan tempat perlindungan binatang milik mereka, yang sebagian besar bertahan karena uluran tangan donatur.

Properti yang terletak di Prospect, utara Tasmania, ini, merawat binatang-binatang terlantar dan juga hewan peliharaan yang diserahkan langsung oleh keluarga yang tak mau lagi memelihara mereka.

Ketika pasangan ini membuka tempat perlindungan binatang sepuluh tahun yang lalu, mereka mengubah tempat tinggal mereka menjadi lebih sederhana untuk memberi ruang bagi seluruh binatang tersebut.

“Kami dulu tinggal di rumah sebelah, rumahnya besar, namun akhirnya kami membeli rumah bekas yang kemudian dibagi menjadi dua bagian. Biaya membangunnya lebih murah sehingga kami punya cukup uang untuk memulai tempat perlindungan ini,” ujar Brett.

Tempat perlindungan binatang ini menelan biaya operasional sebesar 90.000 dolar per tahun dan sebagian besar bertahan karena adanya donasi.

Brett terus menggunakan sebagian gajinya untuk menutup pengeluaran tempat ini.

“Kami tak punya sponsor besar. Kami bergantung pada uluran tangan para donatur,” ungkapnya.

Masa depan tempat perlindungan binatang ini menemui tantangan saat Jacqui terdiagnosa kanker payudara stadium akhir, tiga tahun lalu.

“Ketika saya diberitahu kanker itu ada di seluruh tubuh dan tulang saya, kekhawatiran pertama saya adalah ‘Apa yang akan terjadi dengan hewan-hewan ini?’. Saya tak ingin meninggalkan mereka, saya tak mau meninggalkan Brett dan saya tak bisa membayangkan tak ada di sini bersama mereka,” ujar Jacqui.

Brett mengutarakan, kondisi itu membuatnya menyusun rencana kepengurusan untuk tempat perlindungan ini, meliputi pelatihan relawan yang nantinya mengambil alih porsi kerja Jacqui.

“Ini menyusahkan kalau dilihat dari sudut pandang yang egois, membayangkan kenyataan bahwa pada titik tertentu saya kehilangan mitra. Namun demi kepentingan tempat ini, tanpa adanya salah satu atau dua-duanya dari kami, tempat perlindungan ini akan terus berjalan,” terang Brett.

Untuk sementara ini, Jacqui menikmati hari-harinya dengan ratusan binatang peliharaannya tersebut.

“Saya masih lelah, saya masih merasakan sakit di tulang, saya masih sadar saya tak sehat 100%, namun saya masih bisa beraktifitas tiap hari dan melihat binatang-binatang ini. Saya tak bisa berharap lebih dari ini,” ucapnya.