Kekerasan Psikis dalam Hubungan, Seperti Apa?
Saat-saat ini sedang banyak sekali kasus yang di-blow up di media sosial mengenai toxic relationship. Sementara, hubungan yang sehat dan memuaskan adalah tujuan bagi setiap individu, tetapi terkadang dalam perjalanan mencari cinta, seseorang dapat terjerat dalam hubungan yang toxic. Hubungan toxic ini merujuk pada hubungan yang merugikan, tidak seimbang, dan tidak mendukung kesejahteraan emosional seseorang. Tak jarang, hubungan yang dianggap toxic dapat menuntun seseorang ke dalam suatu kekerasan psikis. Dalam artikel ini, BINUS TV akan membahas tindakan apa saja yang termasuk ke dalam kekerasan psikis dalam hubungan.
Apa itu Kekerasan Psikis dalam Hubungan?
Dalam sebuah hubungan interpersonal, kekerasan tidak selalu termanifestasikan secara fisik. Kekerasan psikis adalah bentuk kekerasan yang terjadi secara emosional dan mental, dengan potensi merusak kesejahteraan dan harga diri seseorang. Mari kita membuka mata kita terhadap realitas yang tersembunyi di balik dinding hubungan dan memperjuangkan hubungan yang sehat, saling menghormati, dan bebas dari kekerasan jenis apa pun.
Tindakan Kekerasan Psikis dalam Hubungan
- Shaming
Mempermalukan adalah tindakan atau perkataan yang dimaksudkan untuk membuat seseorang merasa malu menjadi diri sendiri. Mempermalukan seseorang dapat membuat orang tersebut merasa salah atas pikiran atau tindakan orang lain.
- Menyalahkan
Menyalahkan yang melecehkan secara emosional dapat berupa tiba-tiba menyalahkan pasangan atas perilaku atau reaksi orang lain. “Aku gak bakal antar perempuan itu semalam, kalau kamu semalam gak bikin aku kesal” adalah contoh menyalahkan yang menghilangkan tanggung jawab dari orang yang berperilaku kasar.
- Kritikan Tajam
Kritik yang kejam atau tidak konstruktif dapat melecehkan pasangan secara emosional. Menyela pasangan di tengah percakapan untuk mengatakan bahwa pasangan kamu tidak tahu kapan harus tutup mulut, bisa menjadi bentuk pelecehan emosional.
- Guilting
Rasa bersalah bisa menjadi salah satu manipulasi yang ampuh. Ketika Smart Viewers merasa telah mengecewakan seseorang, kamu tidak cukup baik, atau kamu mengecewakan, kamu dapat mengubah perilakumu untuk menghindari perasaan itu di masa mendatang.
- Penghinaan
Salah satu bentuk pelecehan emosional yang lebih jelas adalah penghinaan. Ini mungkin datang sebagai rasa malu di depan umum, atau perilaku pribadi yang merendahkan pasangan dan membuat pasanganmu merasa less than human.
- Mengabaikan
Ketika pikiran, nilai, atau opini kamu diabaikan, hal itu bisa membuat kamu merasa tidak penting. Seiring waktu, kamu mungkin mempertanyakan apakah inputmu memiliki nilai. Oleh karena itu, jangan silent treatment ya, Smart Viewers.
- Tuduhan
Tuduhan yang tidak adil dapat memanipulasi kamu menjadi perilaku yang menyenangkan orang lain. Jika seseorang terus-menerus menuduh kamu berselingkuh, misalnya, kamu mungkin berusaha lebih keras untuk memperhatikan mereka. Smart Viewers mungkin juga berhenti meninggalkan rumah karena takut mereka akan mengonfrontasi kamu tentang keberadaanmu.
- Neglecting
Ketika kebutuhan fisik atau emosional kamu tidak terpenuhi, ini bisa menjadi bentuk pengabaian. Pengabaian emosional bisa berarti sengaja menahan kasih sayang, atau menghukum kamu dengan perlakuan diam, seperti silent treatment.
- Pemantauan
Pemantauan dapat menghancurkan rasa privasi kamu. Membaca pesan pada handphone, scanning media sosial, dan tiba-tiba muncul di acara yang kamu hadiri adalah semua bentuk pemantauan.
Tidak ada pembenaran atas segala bentuk kekerasan. Kita semua harus terus mendukung dan membantu korban kekerasan psikis, dengan berperan aktif dalam membangun kesadaran, melaporkan perilaku yang merugikan, dan mendorong perubahan positif.
Masa depan bergantung pada komitmen masyarakat untuk menentang segala bentuk kekerasan. Dengan menyatukan suara, kita bisa menciptakan perubahan yang berarti dan mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi kita semua dengan memutus siklus kekerasan psikis.