Menerapkan JOMO untuk Menghindari FOMO
Smart Viewers, pasti saat-saat ini kamu sudah tidak asing dengan kata “FOMO”, kan? Belakangan ini, kata FOMO sangat banyak disebutkan, terutama bagi seseorang yang sangat aktif di media sosial. Fear of Missing Out atau FOMO ini biasanya sebutan bagi seseorang yang merasa panik atau cemas ketika ketinggalan sesuatu yang sedang tren akhir-akhir ini.
Selain FOMO, ada satu istilah lagi yang juga cukup ramai diperbincangkan, yaitu JOMO atau Joy of Missing Out. Kondisi JOMO rupanya merupakan kebalikan dari kondisi FOMO yang mana banyak orang yang beranggapan bahwa sikap JOMO dapat mencegah atau menjadi penanganan bagi seseorang yang mengalami FOMO.
Namun, apa sebenarnya pengertian JOMO? Dan apakah benar jika JOMO dapat menjadi salah satu cara agar seseorang tidak bersikap FOMO? Kali ini BINUS TV akan memberikan informasi kepada Smart Viewers mengenai JOMO serta penerapannya untuk menghindari sikap FOMO. Simak informasinya pada artikel di bawah ini ya, Smart Viewers!
Memahami Pengertian JOMO
Seperti yang sempat disebutkan di atas, JOMO yang merupakan kebalikan dari sifat FOMO memiliki kepanjangan Joy of Missing Out. Dimana kondisi ini merupakan penggambaran perasaan seseoang yang merasa puas, serta selalu menikmati situasi yang sedang dialaminya saat ini. Perasaan ini membuat seseorang tidak pernah membandingkan kehidupannya dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki sikap JOMO hanya ingin menikmati atas apa yang sedang ia jalankan tanpa harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, terlebih hanya untuk pamer. Perasaan selalu merasa cukup yang dirasakan oleh seseorang tentunya akan membangun rasa syukur sehingga mampu menjaga kesahatan mental yang lebih positif karena terbatas dalam sifat cemas dan kompetitif.
Sikap JOMO merupakan pengaplikasian dari self-compassion dari dalam diri. Yang mana self-compession adalah salah satu cara sederhana untuk menyayangi diri sendiri. Sikap ini juga akan menimbulkan perasaan bahagia dan bangga terhadap diri sendiri. Hal ini yang membuat JOMO menjadi pilihan pencegahan bagi seseorang yang memiliki sikap FOMO. Lalu bagaimana ya penerapan JOMO?
Menerapkan Sikap JOMO
Seseorang yang memiliki sikap FOMO akan berdampak negatif pada suasana hati, serta dapat menimbulkan perasaan depresi, dtres, dan kecemasan berlebih akibat selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki dan selalu membandingan diri dengan orang lain. Oleh karena itu, JOMO dianggap menjadi salah satu cara untuk penanganan sikap FOMO. Namun, untuk mengurangi atau menghindari sikap FOMO, kamu harus melatihnya dengan menerapkan kedalam kehidupan sehari-sehari dengan cara:
- Menikmati Momen
Saat kamu sedang ingin pergi dari rutinitas untuk melepaskan penat, kamu bisa menikmati setiap momen dengan membuang semua pikiran perihal masalah atau kesibukan yang ada. Kamu bisa mengambil cuti untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai atau berpergian ke tempat yang kamu inginkan. Dengan melepas semua kesibukan dan pikiran yang kalut, kamu bisa menikmati setiap momen yang sedang kamu jalani saat berlibur. Dengan begitu, pikiran dan tubuhmu akan terasa lebih rileks. Berlibur dan menikmati setiap momen yang dijaani merupakan cara terbaik untuk memanjakan dirimu.
- Menghargai Waktu
Jika kamu adalah seseorang yang memiliki rutinitas yang cukup padat, sebelum memulai pekerjaan tersebut, kamu bisa membuat skala prioritas terhadap setiap kegiatan atau pekerjaanmu. Kamu bisa menuliskan list prioritas kegiatan. Kemudian, kamu bisa menjalankan pekerjaan tersebut tanpa menunda-nundanya agar kamu dapat selesai tepat waktu. Sehingga kamu tidak membuang-buang waktumu untuk beristirahat atau berkumpul bersama orang-orang terkasih.
- Berpikir Positif
Untuk menerapkan sikap JOMO, kamu bisa berpikir positif dengan cara tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain serta selalu bersyukur atas apa yang telah terjadi di hidup kita, karena setiap orang memiliki porsi kebahagiaan dan kesedihannya masing-masing. Selain itu, kamu tidak memikirkan pandangan atau ucapan buruk yang dipikirkan orang lain, karena hal itu akan menghambatmu untuk terus berkembang.
- Mengurangi Media Sosial Media
Kamu bisa mengurangi dalam mengakses media sosial. Hal ini agar mencegah perasaan FOMO karena melihat aktivitas-aktivitas orang lain yang diposting melalui media sosial. Kamu bisa bertahap dalam mengurangi durasi dalam menggunakan media sosial dengan cara membatasi total waktu yang kamu batasi untuk mengaksesnya.
- Belajar untuk Berkata Tidak
Kamu tidak harus selalu menyetejui segala sesuatu yang kamu anggap tidak baik untuk dirimu sendiri. Belajarlah untuk berkata tidak, jika sesuatu tersebut membuatmu tidak nyaman. Karena, belajar mengatakan tidak adalah salah satu cara atau bentuk dalam menyayangi dirimu sendiri.
- Fokus pada Tujuan
Saat kamu mampu untuk menerapkan pikiran positif, kamu tidak akan memusingkan tentang pencapaian apa yang telah diraih oleh orang lain. Ketika orang lain memiliki pencapainnya sendiri, kamu tidak memiliki rasa takut ketinggalan. Kamu bisa fokus dengan tujuan yang inginkan dan bukan sekedar ikut-ikutan. Kamu hanya perlu mengetahui apa tujuanmu, kemudian fokus pada langkah-langkah agar tujuanmu dapat tercapai tanpa berpacu pada kehidupan orang lain.
Smart Viewers, itulah tadi beberapa hal dari sikap JOMO yang bisa diterapkan untuk mengurangi atau menghindari diri dari FOMO. Meskipun FOMO memiliki dampak yang negatif, namun FOMO tidak selamanya buruk loh, Smart Viewers.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai FOMO, kamu bisa menyaksikan program BINUS TV bertajuk W.O.W (Worthy Obvious Wonder) episode “Anaknya Fomo Banget, Tapi Apa Sih Arti Fomo?” pada link di bawah ini!
Jika kamu tertarik dengan informasi mengenai fenomena, peristiwa, dan hal unik lain di dunia ini, kamu bisa menyaksikan program W.O.W (Worthy Obvious Wonder) yang dapat kamu saksikan episode barunya setiap hari Selasa, pukul 14.00 WIB!