“Mata Kamera” : Pertunjukan Kedua Seri Monolog “Di Tepi Sejarah” Musim Kedua Persembahan Titimangsa
Pada tahun 2022 ini, Titimangsa Foundation bersama Kawan Kawan Media mempersembahkan seri monolog “Di Tepi Sejarah” Musim Kedua. Bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, pertunjukan ini akan ditayangkan secara daring pada bulan Agustus 2022 di kanal Indonesiana TV.
Pertunjukan “Di Tepi Sejarah” sendiri merupakan sebuah seri monolog yang menceritakan tentang tokoh-tokoh yang ada di tepian sejarah. Sosok mereka mungkin kurang disadari kehadirannya dalam catatan besar sejarah bangsa, namun menjadi bagian dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.
Pada tanggal 21 April 2022, Titimangsa menggelar pertunjukan kedua seri monolog “Di Tepi Sejarah” yang bertajuk “Mata Kamera”. Naskah yang ditulis oleh Hasta Indriyana ini menceritakan perjalanan hidup seorang fotografer profesional bumiputera pertama di Hindia Belanda (Indonesia) bernama Kassian Cephas yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dunia fotografi di Indonesia.
Lahir pada tahun 1845 di Sleman, Kassian Cephas mendapat didikan ala Eropa dan ilmu fotografi. Saat menjadi abdi dalem penewu di Keraton Mataram, Yogyakarta, ia mendapatkan tugas khusus fotografi. Karya-karya fotografi Kassian Cephas kemudian semakin berkembang dan dapat diakses oleh masyarakat luas yang juga dikenalkan melalui buku-buku karangan Isaac Gronemen. Selain itu, Karya-karya Kassian Cephas juga menjadi koleksi KITLV yang menjadi dokumentasi penting bagi titik mula fotografi di Indonesia.
Namun, karya-karya fotografi dari Kassian Cephas tersebut tak lantas membuat namanya tercatat dalam sejarah sebagai pelopor fotografer profesional yang mengangkat nilai-nilai leluhur bangsa. Sebagai penulis naskah, Hasta Indriyana mengungkap bahwa Kassian Cephas adalah fotografer pembawa pesan yang menangkap identitas bangsanya lewat kamera.
Muhammad Nur Qomaruddin yang memerankan sosok Kassian Cephas sekaligus menyutradarai pertunjukan “Mata Kamera”, mengungkapkan bahwa sebuah tantangan untuk memerankan sosok sejarah, terlebih Kassian Cephas hidup pada abad-19 yang mana terdapat keterbatasan sumber informasi untuk mendukung perwujudan peran.
Selain Hasta Indriyana dan Muhammad Nur Qomaruddin, pementasan produksi Titimangsa yang ke-55 ini juga melibatkan banyak pelaku seni lainnya. Berikut nama-nama yang terlibat dalam pementasan “Mata Kamera”:
Penulis Naskah : Hasta Indriyana
Sutradara dan Pemain : Muhammad Nur Qomaruddin
Asisten Sutradara : Tamimi Rutjita
Produser : Happy Salma, Yulia Evina Bhara, dan Pradetya Novitri
Pimpinan Produksi : Trisfahilda
Pimpinan Artistik : Iskandar Loedin
Multimedia : Deden Jalaludin Bulqini
Penata Musik : Moga Pasaribu
Penata Cahaya : Jadug dan Eggy Iskandar
Penata Kostum : Boy Ari Yandhi
Sebelumnya, Titimangsa telah mementaskan “Kacamata Sjafruddin” yang merupakan pertunjukan pertama dalam rangkaian monolog “Di Tepi Sejarah” musim kedua. Setelah “Mata Kamera”, “Di Tepi Sejarah” akan mementaskan tokoh-tokoh lainnya, yaitu “Gombloh” (27 April 2022), “Emiria Soenassa” (Juni 2022), dan “Ismail Marzuki” (Juli 2022).